Posts

Showing posts with the label pembunuhan

STUDI KASUS PEMBUNUHAN DAN PELECEHAN SEKSUAL ANAK DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Pembunuhan dan Pelecehan seksual anak bukan lagi hal baru yang terjadi di Indonesia. Sudah banyak kasus-kasus yang terungkap mengenai pembuhuhan ataupun pelecehan seksual. Setiap tahunnya dua kasus ini terus meningkat, apalagi kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang kini marak terjadi, sangat membuat resah masyarakat Indonesia. Kasus pembunuhan dan pelecehan dapat terjadi tanpa kita sadari, jika kita tidak mewaspadai diri.  Di Indonesia yang merupakan  negara yang mempunyai penduduk yang banyak serta pengangguran yang tak terkira . Itulah  Indonesia  dengan segala macam rupa masalah yang ada di dalam nya terutama masalah yang terjadi pada kehidupan masyarakatnya baik dari perilaku sampai kehidupan seksual nya.  Kita harus mengetahui m ulai dari apa penyebab seseorang melakukan hal  menyimpang  tersebut hingga sampa dampak apa yang terjadi jika seseorang terlibat...

Saat Perempuan Rawan Jadi Korban Pembunuhan ...

Image
Shutterstock Ilustrasi   Kabar tentang perempuan menjadi korban pembunuhan tak pernah surut. Dalam catatan Kompas.com, selama pekan pertama September 2015, telah terjadi dua kasus pembunuhan di Jakarta. Kasus pertama menimpa Suprapti, Kamis (3/9/2015). Pemilik rumah kos tersebut ditemukan tewas bersimbah darah di kamar kos miliknya di Jalan Tebet Utara 1, Tebet, Jakarta Selatan. Selain itu, juga ada kasus pembunuhan terhadap Hasani di Kramat Jati, Jakarta Timur (4/9/2015). Pemilik warung di depan rumahnya tersebut ditemukan tewas dalam kondisi leher tergorok. Belakangan, polisi menangkap pembunuh Suprapti pada Sabtu (5/9/2015) di Majalengka. Pembunuh tersebut, GG (21) dan TA (19), adalah penghuni kos milik Suprapti. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan, sejak dua minggu menempati kamar indekos, mereka selalu dimarahi Suprapti. Bahkan, menurut pengakuan GG dan TA, Suprapti tak segan-segan ...

Angeline dan Cinta yang Gagal Bertunas

Berita seputar Angeline, bocah delapan tahun di Bali yang menghilang sejak tanggal 16 Mei 2015 dan kemudian ditemukan tidak bernyawa pada tanggal 10 Juni 2015 telah menarik perhatian seantero jagad. Pemberitaan oleh media massa telah mengoyak-ngoyak kesadaran dan akal sehat kita. Reaksi publik pun beragam. Orang dibuat bertanya-tanya, sungguh tega seorang ibu membunuh “anaknya” sendiri? Kalau pun kemudian bukan sang ibu (angkat) yang menjadi pelakunya, pertanyaan publik tetap tidak bergeser, “Mengapa ada orang yang tega menganiaya, menyakiti, dan membunuh sesamanya, apalagi seorang anak kecil dan kelompok yang tidak mampu membela dirinya?” Sebagian pemberitaan menghubungkan kasus ini dengan tingginya angka kekerasan terhadap anak-anak. Logika yang dibangun tampaknya sederhana dan masuk akal. Di tengah semakin meningkatnya angka kekerasan terhadap anak, kekerasan berujung kematian yang dialami Angeline seakan menemukan alasan penjelasnya. Komisi Perlindungan Anak ...

KEKERASAN TERHADAP TUBUH DAN ABSENNYA RUANG SPIRITUAL

Berita kriminalitas terus saja mengguncang kesadaran etis kita. Media massa mewartakan perilaku sadistik dan pembunuhan dengan motif-motif yang tampaknya sepele, seperti cemburu, sakit hati karena diejek, selain alasan klasik seperti perampokan dan pemerkosaan. Selain perempuan dan anak-anak menjadi korban, pelakunya pun terbilang anak-anak remaja. Lebih mengejutkan lagi, perilaku sadistik menyertai aksi kekerasan dan pembunuhan ketika korban “dihabisi” dengan cara ditusuk, dicekik, dianiaya, dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Kita pun bertanya, mengapa tubuh manusia begitu mudah dihabisi? Ada yang berpendapat bahwa beban ekonomi atau psikologis yang tidak tertahankan telah menjadi pemicu tindakan kekerasan. Kalau pun alasan-alasan ini benar, mengapa manusia tidak sanggup menahan perilaku brutal dan sadistiknya dan tega dan mengahabisi tubuh yang lain yang juga tidak berbeda dengan tubuhnya sendiri? Matinya Ruang Spiritual Gabriel Marcel (1889–1973), seorang filsuf Prancis, berpe...

KARAKTERISTIK KEJAHATAN PEMBUNUHAN DALAM KONSTALASI RELASI GENDER

Shinta Dewi Rismawati Sari Kejahatan pembunuhan tidak mengenal jenis kelamin, artinya pelaku dapat berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, akan tetapi ketidakadilan gender dapat memicu kejahatan berbasis gender. Kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh narapidana perempuan memiliki karakteristik tertentu, karena di dalam relasi gender yang tidak adil tersebut memunculkan marginalisasi, sub-ordinat, steorotipe, kekerasaan dan beban ganda terhadap perempuan dalam keluarga dan masyarakat, sehingga dapat mendorong dan memaksa perempuan melakukan kejahatan pembunuhan terhadap korban. Kata Kunci Pembunuhan, narapidana perempuan dan relasi gender Teks Lengkap: PDF

FAKTOR-FAKTOR PEMBUNUHAN TERHADAP NYAWA TAK BERDOSA

1. Kebodohan dan minimnya pengetahuan agama (ilmu syar’i). Bila seseorang bodoh atau minim ilmu, maka terkadang banyak hal menjadi bercampur aduk dalam pemikirannya sehingga tidak dapat membedakan mana yang haram dan mana yang wajib di dalam agama Islam. Kemudian berkeyakinan bahwa membunuh nyawa tak berdosa adalah suatu kewajiban bahkan dibolehkan sehingga berani melakukan hal itu karena kebodohannya dan tanpa dasar ilmu. 2. Tidak Tatsabbut (cek-ricek) di dalam menerima berbagai informasi. Artinya, seseorang mendapatkan beberapa informasi dan isu-isu, yang dominannya tidak benar atau sebagiannya ada yang benar tetapi dibumbui oleh berlipat-lipat kebohongan sementara informasi-informasi atau berita-berita ini datang dari sumber yang tidak jelas atau dari sosok-sosok anonim sebagaimana yang dipampangkan melalui internet atau sebagian channel satelit. 3. Tidak memiliki orientasi yang benar di dalam menuntut ilmu agama. Sebagian orang menimba ilmu kepada orang-o...

Nikmatnya Jadi Pembunuh di Negeri Ini

Oleh Anshari Taslim* Kasus pembunuhan masih menjadi berita yang sering terdengar di negeri ini. Bahkan modus operandinya telah mengalami improvisasi, mulai dari mutilasi, menggantung dengan tali dimasukkan ke koper lalu dibuang ke kali, sampai membubuhi racun pada nasi. Tak jarang pula pembunuhan itu disertai perampokan dan terkadang ditutup dengan pemerkosaan. Sudah begitu banyak pembunuhan terjadi di negeri ini dengan berbagai sebab, sehingga bisa dikatakan setiap hari ada saja nyawa melayang karena penganiayaan biadab. Berbagai faktor jadi pemicunya. Ada yang dibunuh oleh pembunuh bayaran, ada yang dirampok oleh mantan pembantu, ada yang disiram minyak panas oleh majikan, dan ada pula kasus “cinta ditolak, pisau bertindak”. Bahkan ada yang nyawanya melayang hanya karena senggolan di dalam gang. Muaranya satu, bahwa pembunuhan sangat gampang dilakukan dan banyak orang merasa pembunuhan adalah jalan paling aman menuntaskan sakit hati. Di negeri yang menggunakan h...

8 Kasus Pembunuhan Mutilasi Paling Sadis di Indonesia

Image
Mendengar kata pembunuhan mungkin sudah begitu mengerikan. Apalagi ide bahwa memotong-motong tubuh manusia yang sudah tewas, itu adalah sebuah perbuatan paling biadab yang dilakukan seorang manusia. Tapi tahukah kamu, kejahatan sadis seperti mutilasi atau memotong-motong jasad korban rupanya sudah seringkali terjadi di Indonesia. Dengan berbagai latar belakang, para tersangka ini melakukan tindakan sadis yang tak masuk akal. Meskipun kepolisian bertindak sangat cepat, janji siksa neraka bagi pembunuh, toh pelaku mutilasi masih saja sering menghiasi lembaran kasus Indonesia. Kira-kira apa saja ya kasus mutilasi paling sadis yang pernah terjadi di Indonesia? Berikut 9 di antaranya dan siap-siap kamu bergidik ngeri! 1. Mutilasi Setiabudi 1985  Kasus pembunuhan dengan cara mutilasi memang sangat kejam, tapi tahukah kamu kapan kasus pembunuhan mutilasi pertama yang diendus kepolisian terjadi di Jakarta? Rupanya banyak orang percaya bahwa kasus pem...

Pembunuh Keluarga di Jombang Terancam Hukuman Mati

Image
Pelaku pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ikhsan Pratama, 19 tahun, bakal menghadapi ancaman hukuman mati. Sebab, tindakan kejinya terhadap keluarga bekas majikannya, Hendriadi, 40 tahun, itu diduga telah dirancang.  "Tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati," kata Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Jombang Ajun Komisaris Lely Bachtiar, Kamis, 23 Oktober 2014.  Istri Hendriadi, Della Fitriani, 36 tahun, serta dua anak mereka, Rivan Hernanda, 11 tahun, dan Yoga Saputra, 9 tahun, tewas di ujung senjata Ikhsan. Adapun Hendriadi, yang menjadi sasaran utama pembunuhan, berhasil selamat. Hendriadi mengalami luka berat dan masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang. Anak bungsu mereka, Nazwa, 2 tahun, serta dua keponakan Hendriadi, Desi, 18 tahun, dan Susi, 20 tahun, tak diusik karena tidur di kamar belakang.  Lely mengatakan polisi telah memeriksa kondisi kejiwaan...

Wanita Cantik Dibunuh, Mayatnya Dibuang ke Sumur

Image
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone) Mayat perempuan ditemukan di dalam sumur salah satu kos-kosan di Kampung Cijingga RT 02/02, Desa Serang, Cikarang Selatan, Bekasi. Diduga perempuan muda itu diperkosa dan dibunuh oleh tetangga kosnya.  Kasubag Humas Polresta Bekasi Kabupaten, Iptu Makmur mengatakan, pembunuhan itu terjadi pada Rabu 1 Oktober lalu namun jasad Wiwin Winengsih, wanita malang itu baru ditemukan hari ini.  "TKPnya di Kontrakan H Uki di Kampung Cijingga RT 02/02, Desa Serang, Cikarang Selatan," jelas Makmur, Jumat (3/10/2014). Tersangka pembunuhan itu, lanjut Makmud adalah Tedy Pringadi (29), suami dari teman korban.  "Saat kejadian pembunuhan itu, istri pelaku sedang berada di kampung karena habis melahirkan anak pertamanya," kata Makmur. Kasusnya sendiri terungkap berkat laporan Ali (27), pacar korban, mencari –cari keberadaan korban karena tidak ditemukan di kontrakannya. Ali bingung karena isi kontrakan korban masih dalam keadaan utuh dan tidak terkunci...

WNI Bebas dari Hukuman Mati di Arab Saudi

Image
WNI Bebas dari Hukuman Mati di Arab Saudi (Foto:Okezone) Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) Syarif Hidayatul Anang dilaporkan dibebaskan dari hukuman mati. Sebelumnya, Syarif didakwa terlibat zina dan membantu aborsi sehingga menyebabkan korbannya meninggal. Tuduhan tersebut menyebabkan Syarif harus diadili di Arab Saudi. Dalam sidang pembacaan vonis, Syarif dijatuhui hukuman tiga tahun penjara dipotong masa tahanan dan 300 cambukan yang dilakukan dalam enam tahap. Hukuman tersebut lebih ringan dari tuntutan yang disampaikan penuntut umum. Saat itu karena didakwa dengan pasal berlapis, Syarif dituntut hukuman mati. Menindaklanjuti tuntutan ini KBRI Riyadh telah meminta Pengacara Tetap KBRI untuk membela Syarif dan selalu mengirimkan penterjemah. Hal dilakukan untuk mendampingi Syarif dalam setiap persidangan walaupun beberapa kali sidang ditunda. Menanggapi keputusan  Hakim, terdakwa Syarif menyatakan dapat menerima putusan tersebut. Demikian dilansir dari rilis yang diterima O...

Sadis! Dibui 2 Kali Terkait Kasus Pembunuhan, Said Nekat Bunuh Orang Lagi

Image
Petugas piket Polres Sukabumi di Palabuhanratu dikagetkan dengan kedatangan Andi Saeful alias Said (37), Jumat (19/9/2014) sekitar pukul 00.30 WIB. Said mengaku telah membunuh Amrin alias Mandor (48), warga kampung nelayan Perum BTN Ratu Indah, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu. Petugas tak percaya begitu saja keterangan pria perantauan yang tinggal di Palabuhanratu selama 4 tahun tersebut. Tapi berdasarkan pengecekan ke petugas Satuan Reserse dan Kriminal, ternyata benar, Said diburu polisi terkait pembunuhan terhadap Amrin, bos pemilik kapal nelayan. "Pelaku menusuk Amrin yang merupakan bosnya sendiri pada Kamis sekitar pukul 21.00 WIB. Ia menyerahkan diri karena tak tenang usai melakukan pembunuhan," ungkap Kapolsek Palabuhanratu Kompol Narham Sopandi kepada detikcom di ruang kerjanya. Pelaku membunuh korban karena sakit hati. "Ia (korban) bilang ke rekan-rekan saya kalau pernah menyetubuhi ibu Linda (41) yang merupakan ibu angkat saya. Ketika saya tanyakan ke pela...

Tiga Hari, Tiga Pembunuhan di Tangerang

Image
TEMPO/Imam Yunni Tiga kasus pembunuhan terjadi dalam tiga hari di Kota Tangerang. Kasus paling anyar terjadi Kamis malam, 1 Mei 2014, sekitar pukul 19.00 WIB. Korban Feby alias Jawir, 20 tahun, tewas dengan luka tusukan. Diduga, lelaki yang bekerja sebagai sopir angkot B02 jurusan Cikokol-Ciledug dibunuh oleh rekannya sesama sopir. Hingga kini tersangka masih buron. "Peristiwanya terjadi di Jalan Jenderal Sudirman di depan SPBU Babakan, Cikokol, Tangerang," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metropolitan Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo, Jumat, 2 Mei 2014. Sehari sebelumnya, kata Sutarmo, kawanan perampok menyatroni rumah toko sembako dan agen gas di Perumahan Griya Sangiang, Kecamatan/Kota Tangerang. Pemilik toko, Lily Susilo, 44 tahun, tewas ditusuk senjata tajam. Sedangkan suami korban, Tjoan Bie, hingga kini kondisinya masih kritis di Rumah Sakit Sari Asih Sangiang. Pembunuhan terhadap pasangan suami-istri itu berawal dari kedatangan...

Diduga Dukun Santet, Kakek Tewas Dibantai

Warga Dusun Kabbuen, Desa Juruan Laok, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, digegerkan dengan tewasnya Subehral (60), warga setempat, dengan bersimbah darah di dekat warung kopi miliknya, Minggu (26/5/2013). Istri korban, Buk Marhabi mengaku sekitar jam 02.00 dinihari, ia mendengar suara gaduh seperti sapi ketakutan. Dia pun segera keluar rumah. Namun ia terkejut mendapati suaminya tergeletak bersimbah darah di selatan dekat warung kopi miliknya. "Saya mendengar suara sapi ketakutan, makanya saya keluar rumah, mau melihat ke kandang sapi. Saya cari-cari suami saya enggak ada. Tiba-tiba kok saya melihat suami saya tergeletak di dekat warung kopi," katanya sambil menangis. Ketika melihat suaminya tergeletak berlumuran darah, ia langsung berteriak minta tolong. Namun tidak ada tetangga yang mendengar. "Karena kan kejadiannya tengah malam, sepi. Jadi saya teriak-teriak minta tolong enggak ada yang mendengar," ujarnya. Korban ditemukan tewas dengan l...

Anak kecanduan narkoba, diracuni ibu dengan potas hingga tewas

Image
Paini (46), seorang ibu di Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, nekat meracuni anaknya, Surani (28) hingga tewas, pada Minggu dini hari (12/05). Korban diracuni dengan susu yang telah dicampurkan dengan obat ikan (potas). Tindakan nekat itu dilakukan Paini (46), karena jengkel pada anaknya yang sering berbuat onar di kampungnya. Ironisnya, perbuatan ini sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Selain sering buat onar, Surani juga seorang pemadat. Hal itulah yang membuat kekesalan Paini semakin memuncak. Saat para tetangga mengetahui Surani sekarat, Paini coba berkelit dengan mengatakan kalau anaknya baru saja mengonsumsi narkoba jenis pil dobel. Tapi tipu daya Paini tak berlangsung lama. Setelah didesak, akhirnya dia menceritakan apa yang terjadi. Dia mengaku telah meracuni anaknya menggunakan racun potas yang dicampur dalam segelas susu. Alasan pembunuhan itu karena si anak kerab membuatnya malu. "Pelaku sudah saja kita amankan. Kini pelaku kita ser...

Trauma karena Foto Pembunuhan, Wanita Jepang Gugat Pemerintah Rp 196 Juta

Image
Ilustrasi Tokyo  - Seorang wanita paruh baya menggugat pemerintah Jepang dan meminta ganti rugi sebesar 2 juta Yen atau setara Rp 196 juta. Penyebabnya, wanita ini mengalami trauma mental usai melihat foto kasus pembunuhan saat dirinya menjadi juri dalam suatu persidangan. Usai melihat foto korban yang berlumuran darah tersebut, wanita berusia 60 tahun ini langsung muntah-muntah. Tidak hanya itu, dia juga menderita insomnia dan selalu terbayang foto korban pembunuhan tersebut. Hasil pemeriksaan medis terhadap wanita ini menunjukkan, dia menderita gangguan stres akut. Wanita ini berargumen, hidupnya menjadi tidak tenang usai menjadi salah satu juri dalam persidangan kasus pembunuhan pada Maret 2013 lalu. Demikian seperti dilansir  AFP , Selasa (7/5/2013). Berdasarkan aturan persidangan di Jepang, setiap kasus kriminal diadili oleh hakim dan juri profesional. Namun adanya sistem hakim sipil sejak tahun 2009 mengatur keberadaan hakim atau juri sipil dalam persidan...