Posts

Showing posts from April, 2015

Mengenal Tiga Pandangan Mengenai Hukuman Mati

Image
Duo Terpidana Mati Bali Nine (Tribunnews/Reuters) Hingga kini, sejak eksekusi mati para terpidana kasus narkoba tersebut, saya melihat cukup banyak artikel yang either pro or kontra terhadap hukuman mati. Hari ini saja, tidak kurang dari 5 artikel yang saya baca di Kompasiana yang bergulat dengan isu ini. Meski begitu, saya belum pernah membaca satu pun artikel yang secara deskriptif memuat variasi-variasi pandangan mengenai hukuman mati. Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan pencerahan mengenai berbagai pandangan tersebut serta acuan tekstualnya secara ringkas. Saya berharap, artikel ini dapat membuka wawasan kita untuk lebih serius mempertimbangkan posisi mana yang hendak atau yang sudah kita asumsikan dalam kaitan dengan hukuman mati. Trakat-trakat internasional Pandangan-pandangan mengenai hukuman mati didasarkan atas sejumlah trakat in

Negeri Penuh Ironi

SATU   hal menarik ketika Presiden Joko Widodo menyampaikan kritik di hadapan para kepala negara dan kepala pemerintahan yang mengikuti perhelatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta belum lama ini. Bahwa Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional bertindak tidak adil terhadap negara-negara berkembang. Sayangnya, kritik seakan menjadi blunder manakala Presiden Joko Widodo meminta para menteri terkait untuk mencari pinjaman (baca: utang) ke dua organisasi keuangan dunia tersebut. Entah blunder, paradoks atau sebuah ironi. Dari waktu ke waktu, siapapun presidennya, utang terus saja menggunung. Kini utang Indonesia sudah mencapai ribuan triliun rupiah. Utang tersebut sepertinya dipelihara terus-menerus oleh pemerintah. Tidak ada ada di benak mereka bagaimana agar utang lunas secepatnya. Yang ada di benak sebagian besar mereka, bagaimana kekuasaan itu bertahan atau dilanjutkan oleh keturunan atau orang yang sekelompok dengannya. Di tengah lilitan utang yang banyak, ada b

Tersiksa Sering Dihina, Model Cantik Memilih Bunuh Diri

Image
Photo: Copyright lollipop.sg   Menjadi seorang publik figur, tentu harus memiliki mental kuat serta kesabaran tinggi menghadapi apapun komentar dari penggemar maupun orang-orang sekitar. Jika tidak, hal ini bisa membuat seseorang bisa menjadi stress, depresi bahkan nekat mengakhiri hidupnya. Dilansir dari laman lollipop.sg , seorang model cantik asal Taiwan bernama Peng Hsin Yi atau lebih dikenal dengan panggilan Cindy Yang, pada selasa 21/04/15 diketahui meninggal dunia karena mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Cindy | Photo: Copyright lollipop.sg Wanita cantik yang juga bekerja sebagai pembawa acara ini memilih mengakhiri hidup dengan me

Memberi Dulu Menerima Kemudian

Acapkali, tatkala mati kata mati gaya, aku iseng nongkrong-nongkrong di ujung pertigaan kampung tak jauh dari gubuk yang kutinggali. Di situ, aku mengenali satu sosok yang sudah bertahun-tahun akrab berdiri di tengah-tengah pertigaan. Sosok yang saban hari mengatur arus perjalanan mobil-mobil pribadi yang lalu-lalang di pertigaan –terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Beberapa tahun belakangan, pertigaan itu cukup ramai karena kampung di mana aku tinggal sekarang ditumbuhi perumahan-perumahan orang-orang bermobil. Kehadiran sosok yang biasa disapa Pak Ogah di pertigaan pinggiran Bekasi itu cukup membantu para pemobil agar tidak terjebak kemacetan yang bikin bosan dan sebal. Aku sedikit tercenung. Sehari-hari sosok itu seperti cuma beraktivitas mengatur lalu-lalang mobil bermodal priwitan . Penghasilannya hanya bergantung pada kerelaan recehan yang diulurkan oleh pemobil yang berbaik hati. Dan, tidak sedikit pula pemobil yang tidak mengulurkan recehan. Tapi, bertahun-

Sejarah Korupsi di Indonesia !

Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Sejarawan di Indonesia umumnya kurang tertarik memfokuskan kajiannya pada sejarah ekonomi, khususnya seputar korupsi yang berkaitan dengan kekuasaan yang dilakukan oleh para bangsawan kerajaan, kesultanan, pegawai Belanda (Amtenaren dan Binenland Bestuur) maupun pemerintah Hindia Belanda sendiri. Sejarawan lebih tertarik pada pengkajian sejarah politik dan sosial, padahal dampak yang ditimbulkan dari aspek sejarah ekonomi itu, khususnya dalam “budaya korupsi” yang sudah mendarah daging mampu mempengaruhi bahkan merubah peta perpolitikan, baik dalam skala lokal yaitu lingkup kerajaan yang bersangkutan maupun skala besar yaitu sistem dan pola pemerintahan di Nusantara ini. Sistem dan pola itu dengan kuat mengajarkan “perilaku c

ICW Sebut Korupsi Lahan Perkebunan Capai Triliunan

Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan saat ini banyak terjadi penyelewengan terhadap perizinan lahan perkebunan dibeberapa wilayah. Peneliti ICW, R Maona Wasef mengatakan, kerugian negara dari alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit tahun 2014 terdapat 2 kasus, masing-masing dari perusahaan Sumatera Selatan dan Aceh dengan total potensi kerugian negara sebesar 177 miliar. Menurutnya, modus yang ditemukan adalah pelebaran lahan dan melakukan penebangan padahal ijin dan perusahaan sawit tersebut  belum meliliki hak guna usaha (HGU) “Seperti di Kapuas hulu belum punya HGU , dan lakukan penebangan di kawasan hutan lindung. Data ini menunjukan kerugian negara dari praktek kejahatan kehutanan sangat dahsyat dari tahun ketahun dan dapat disadari kalau kejahatan alih fungsi hutan tidak berkurang,” kata Mouna dalam diskusi yang bertajuk korupsi, masalah yang tidak kunjung selesai di sektor Perkebunan Sawit, di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/4/2015). Dia menga

Ironi negeri kaya

Image
Oleh : Henny (Ummu Ghiyas Faris) Rakyat menjerit dan menangis, itulah kalimat yang pas dengan kondisi yang dialami oleh sebagian besar rakyat di negeri ini. Bukan tanpa alasan jeritan dan tangisan mereka di tengah kondisi harga-harga yang semakin melambung tinggi. Yah, beban hidup yang dirasakan semakin mencekik urat nadi kehidupan. Dikutip dari bisnis.liputan6.com (Selasa, 07/01/2014) PT Pertamina (Persero) secara resmi merevisi kenaikan harga elpiji non subsidi 12 kilogram (kg) menjadi sebesar Rp 1.000 nett per kilogram, sehingga kenaikan harga per tabung non subsidi 12 kilogram rata-rata Rp 14.200 per tabung. Dengan demikian, harga per tabung elpiji non subsidi 12 kg di tingkat agen menjadi berkisar antara Rp 89.000 hingga Rp 120.100 (tergantung lokasi) terhitung mulai Selasa, 7 Januari 2014, pukul 00.00 WIB. (Harga sudah termasuk PPN, transport fee dan filling fee SPPBE, serta margin Agen). Kebijakan kenaikan harga elpiji ini sungguh menjadi hal yang patut dikrit