Posts

Showing posts with the label sosok

Memartabatkan Petani dengan Tanah dan Benih Lokal

Image
  * Nissa Wargadipura, Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Thaariq Tekadnya jelas, membawa petani pada martabat yang jauh dari jerat utang karena salah urus bertani. Dia pun keluar-masuk rumah-rumah petani di nun jauh pelosok Kabupaten Garut. Langkahnya yang tiada henti mampu membawa ratusan petani Garut kembali memperoleh hak kepemilikan lahan setelah proses redistribusi pada tahun 1997. Langkahnya tak berhenti di situ, ia terus mendampingi para petani itu sampai lepas dari ketergantungan pada pemodal, pestisida, dan industri benih. ================= Tahun 2015 barangkali menjadi satu noktah penting perjalanan hidup seorang Nissa Wargadipura. Awal Desember 2015 lalu, ia dinobatkan sebagai pemenang Kategori Perempuan dan Lingkungan dalam p erhelatan Perempuan Inspiratif Nova (PIN) yang tahun 2015 itu mengusung tema “Berkarya dengan Cinta” dan digelar di Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Nissa memang sangat akrab dengan aktivitas pelestarian lingkungan. T ahun 2...

Lewat Mendongeng, Menjaga dan Merawat Titipan Tuhan

Hakekatnya, anak itu ada dua. Pertama anak yang lahir dari rahim isteri dan, kedua, anak yang lahir dari hati. Dua-duanya hanyalah titipan. Dan titipan itu harus dipertanggung-jawabkan . =============== Selama sekitar tujuh tahun, Iman Surahman aktif di dunia kebencanaan alam. Aktif di Komando Dissaster Management Center Dompet Dhuafa, dia sibuk dan sigap membantu korban bencana. Dia aktif merespon semua kejadian bencana alam, mulai dari bencana tsunami Aceh sampai letusan Gunung Merapi (Jawa Tengah) yang membawa korban sang jurukunci Mbah Marijan. Pengalaman malang-melintang mengurus korban bencana alam, di mata Kang Iman (begitu dia akrab disapa), ternyata bagi anak Indonesia yang paling berbahaya bukan bencana alam itu melainkan bencana sosial. Banyak anak di wilayah bencana alam tiba-tiba menjadi yatim, bahkan tidak sedikit yang yatim piatu. Anak-anak kehilangan asa dan masa depan.     Sebagai sosok yang memilih profesi pendongeng, Kang Iman berusaha...

Selalu Membiasakan yang Benar

Dia selalu berusaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi secara keseluruhan dengan mendorong manusia berkualitas memberikan kontribusi terbaik. Falsafahnya sederhana saja: kita tidak bisa mengubah arah angin, namun dapat mengubah arah layar. ============= SOSOK Kepala Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung Agus Riswanto ini begitu peduli pada kualitas sumberdaya manusia di tengah serba keterbatasan. Dia pun sangat gembira manakala jajarannya di Kejaksaan Tinggi Babel mendapat tenaga tambahan dengan kualitas yang cukup mumpuni. Dia langsung mematok target kinerja 60 persen kasus baru dan 40 persen kasus lama dapat diselesaikan. Target dan kegembiraan Agus Riswanto tak terlepas dari visi Kejaksaan yang ingin menjadi institusi penegak hukum yang modern, dapat dipercaya, disegani dan bermartabat. Dari sinilah, ketika mulai mengemban kursi orang nomor satu di Kejati Babel, Agus bertekad mewujudkan Kejati Babel sebagai institusi dengan orang-orang yang SMART (bijak) da...

Humphrey Djemat: Mencetak Advokat Pejuang Melalui TKI

Image
Presiden pun mengakui pentinganya advokat dalam perlindungan TKI. Ketua Umum DPP AAI Humphrey Djemat memegang piagam Rekor MURI terkait kegiatan bantuan hukum TKI. Foto: SGP “Officium Nobile” atau profesi terhormat. Inilah frasa yang selalu diagung-agungkan oleh para advokat Indonesia. Ditegaskan dalam Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) yang disusun Komite Kerja Advokat Indonesia pada 23 Mei 2002, kalangan advokat mengklaim diri mereka layak menyandang Officium Nobile.  Sedikitnya tiga kali frasa “Officium Nobile” disebut dalam KEAI. Salah satunya, Pasal 8 huruf a yang berbunyi “ Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile), dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan Kode Etik ini ”. Pertanyaannya apakah advokat benar-benar berperilaku sebagai Officium Nobile atau ...

Rul Gabot, Mantan Preman yang Jadi Pengurus Mushalla

Dapat Hidayah Lewat Lumuik Sungai Dareh Da Rul atau Rul Gabot (51), begitulah sehari-hari orang memanggilnya. Hampir separoh hidupnya dijalani sebagai preman. Dia malang melintang di dunia hitam. Tapi, akhirnya dia sadar dan kini optimis menatap hidup dengan menjadi kolektor serta penjual permata lumuik sungai dareh. Rul Gabot juga tercatat sebagai pengurus Mushalla di Kecamatan Kuranji, Padang. Tato bergambar naga ditangannya seakan menjadi saksi abadi, betapa dulu Rul Gabot sangat ditakuti di era 80-an. Beberapa warga di Kota Padang bahkan menyebut, “bermasalah dengan Rul Gabot sama saja cari mati”. Dia begitu ditakuti dan juga disegani. Da Rul Gabot muda katanya tak takut mati. Perkelahian dan lelehan darah adalah sesuatu yang lumrah baginya. Pernah suatu cerita di Kota Padang. Kala itu terjadi perkelahian antara preman di Pasarraya Padang yang melibatkan kelompok Rul Gabot. Kala itu, perkelahian dengan menggunakan golok dan pentungan tak terelakkan. Semua yang terli...