Posts

Showing posts from April, 2014

Reserse Kriminal Polri dan Koordinasi antar Lembaga Penyidikan

Pendahuluan Akhir-akhir ini marak di media cetak dan elektronik tentang wewenang penyidikan KPK dan Polri dalam kasus simulator Korlantas Polri yang dianggap merupakan “rivalitas” dan anggapan bahwa penyidikan oleh KPK lebih “obyektif”, sedang penyidikan oleh penyidik Polri akan terdapat “ conflict of interest ”. Dipaparkan UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK, MoU KPK, Kejaksaan dan Polri, serta KUHAP dan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bagian ini akan menyampaikan harus adanya “Koordinasi” antar lembaga penyidikan, di samping dilihat dari segi hukum, tetapi juga dari segi administrasi negara atau manajemen pemerintahan. Reserse Kriminal Polri Istilah “reserse kriminal” yang digunakan sampai sekarang di Indonesia berasal dari istilah “ criminele recherche ” zaman Hindia Belanda. Istilah “ recherche ” berasal dari bahasa Perancis. Dalam bahasa Inggris istilahnya adalah “ criminal investigation ” dan sekarang lebih dikenal dengan istilah “ scientif

Kita Membutuhkan Investigator Kebakaran

Saban tahun tidak kurang dari 500 kasus kebakaran melanda wilayah DKI Jakarta. Penyebabnya antara lain kompor gas, arus pendek listrik, dan puntung rokok. Kerugian material bisa lebih dari Rp200 miliar tiap tahun. Tidak hanya Jakarta yang akrab dengan kebakaran. Riau, Jambi dan Sumatera Barat pun kini harus “bersahabat” dengan asap kebakaran. Indonesian Fire Fighting Club (IFFC) mencatat pada periode  2004 hingga 2013 tercatat 1.000 kasus kebakaran setiap tahun dengan rerata nilai kerugian mencapai Rp853miliar /tahun. Yang menarik, dari sekian banyak kasus kebakaran, nyaris tak terdengar berapa banyak yang dapat diajukan ke meja hijau. Yang mengemuka adalah rumor bahwa kebakaran di lokasi tertentu sengaja dibakar karena hendak digusur untuk dijadikan apartemen dan atau pusat perbelanjaan. Rumor pula kebakaran hutan dilakuka orang suruhan perusahaan perkebunan. Jelas, kita membutuhkan investigasi tersendiri terhadap kasus-kasus kebakaran agar tidak sebatas rumor dan menjadi trend kiat

Teror Penagih dan Kepungan Pemberi Utang

Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel saya. Kalimatnya begini, “Mengenai Penyetoran Angsuran Anda Bulan ini sebelum di transfer harap hubungi pimpinan saya dulu di hp: 085242349797 soal nya ada perubahan rekening.maksh.” Pada kali lain, dari pengirim yang berbeda, masuk pula pesan singkat serupa. Pesan singkat semacam itu relatif sering masuk ke ponsel setelah saya membuka rekening di sebuah bank terkenal –untuk keperluan pekerjaan—beberapa waktu lalu. Rasanya cukup mengganggu juga. Karena, pesan singkat itu kadang masuk tidak kenal waktu, misalkan di tengah malam. Sementara itu saya tidak memiliki utang pada bank terkenal, bank keliling atau lembaga yang biasa memberi utang. Rasanya ingin tidak peduli pada pesan singkat semacam itu namun lama-kelamaan terganggu. Dalam benak saya bertanya, “dari mana mereka mendapatkan nomor ponsel saya?” Seorang teman menuturkan bahwa data pribadi aplikasi nasabah buka rekening dijual oleh oknum orang dalam bank ke pihak-pihak yang berkepentingan

Polisi yang Terbunuh

Situs berita online   dan Koran Warta Kota pada Rabu (19/3/2014) pagi merilis kabar tentang peristiwa pilu AKBP Pamudji yang diduga tewas di tangan sesama polisi Brigadir S pada Selasa (18/3) malam di ruang piket pelayanan markas (Yanma) Polda Metro Jaya. Tak terang mengapa Brigadir Susanto sampai menembak mati atasannya tersebut. Yang pasti, sesaat setelah peristiwa itu sejumlah awak media dilarang masuk ke Mapolda Metro Jaya tanpa alasan yang jelas. Ada ketertutupan informasi atas peristiwa ini. Agak berbeda halnya dengan Negeri Amerika Serikat yang relatif rapi dan terbuka dalam mendokumentasikan kasus-kasus polisi yang tewas dalam tugas. Organisasi Law Enforcement Memorial Association Inc di Wheeling, Illinois, misalkan, telah mendokumentasikan sekitar 7.000 polisi tewas sepanjang sejarah Amerika. Organisasi itu melaporkan bahwa kematian polisi pertama kali di Amerika terjadi pada 1724. Data lain, pada 15 Oktober 1991, Presiden George Bush mempersembahkan National Law Enforcem