Posts

Showing posts from September, 2012

Saatnya Dibentuk BPJS Kematian

Hidup di Jakarta itu mahal. Ironisnya, mati di Jakarta pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dari urusan memandikan sampai penguburan jenazah bisa memakan ongkos jutaan rupiah. Bagaimana nasib si miskin yang menghadapi kematian? Sore di akhir tahun 2011 itu, Titi (40), tengah menziarahi makam almarhum suaminya yang berada di bagian selatan Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Usai ziarah, ia sedikit bercerita tentang betapa mahalnya biaya memakamkan di Jakarta. Seperti harga kavling pada umumnya, ‘harga’ kavling makam pun tergantung letak atau lokasi. Semakin strategis (dekat dengan jalan atau mudah dijangkau) maka harga semakin tinggi. Berada pada kisaran jutaan rupiah, Rp1,5 juta sampai Rp5 juta per kavling. “Tahun 1970-an, kavling di sini masih murah dan tidak semahal sekarang. Tahun 2000, ketika ayah saya meninggal, kavling AA I yang termasuk kavling elit sudah bernilai Rp1,5 juta. Terakhir, tahun 2006 saat adik saya meninggal, ongkosnya naik m

Sistem Jaminan Sosial di Jerman

Jerman mewajibkan penduduk yang memiliki upah di bawah 45.900 Euro per tahun untuk mengikuti program asuransi sosial wajib. Sedangkan mereka yang berpenghasilan lebih dari itu boleh membeli asuransi kesehatan dari perusahaan swasta. Pegawai negeri lebih banyak mengambil asuransi kesehatan swasta. Jerman dikenal sebagai pelopor dalam penerapan asuransi sosial yang merupakan tulang punggung dari sebuah program jaminan sosial modern. Asuransi sosial pertama yang diselenggarakan di Jerman pada tahun 1883 menanggung penghasilan yang hilang apabila seorang pekerja menderita sakit. Asuransi sosial kesehatan menjadi pintu gerbang penyelenggaraan jaminan sosial. Undang- undang mengatur tata cara penyelenggaraan asuransi kesehatan sedangkan penyelenggaraan asuransi kesehatan diserahkan kepada masyarakat, yang awalnya terkait dengan tempat kerja. Jumlah badan penyelenggara yang disebut sickness funds tidak dibatasi sehingga pada mulanya mencapai ribuan dan semua bersifat nirlaba. N

Sistem Jaminan Sosial Penyelamat Negara

Sistem jaminan sosial , atau istilah lain so c ial security , bukanlah ilmu baru karena sudah berabad-abad dikenal di dunia. Tetapi , implementasinya di negara kita masih dihadapkan pada beragam persepsi dan penafsiran. Di tengah hiruk - pikuk berita politik, demokrasi dan korupsi, belum banyak orang yang menyadari sistem jaminan sosial sangat diperlukan dalam menata kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Bank Dunia ( World Bank ) , sistem jaminan sosial nasional harus dibangun dengan lima pilar, yaitu social a s s is tence / non - contributor y poverty alleviation , basic /sektor informal, professional/ sektor formal, volunt a ry dan ind i vidual/ private . Sistem Jaminan Sosial Nasional pada hakikatnya adalah penyelamat negara. Namun , di DPR saat ini , pembahasan RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) belum menghasilkan formulasi yang mengarah kepada best practice sebagaimana yang diharapkan sehingga bisa melengkapi kekurangan dalam UU No . 40 Tah

Membawa Perubahan Masyarakat

Ada yang berubah dalam kehidupan ummat Islam di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setelah dipimpin oleh Bupati Rachmat Yasin mulai Septermber 2008. Setiap kali datang hari Jumat, ummat berharap-harap Bupati Rachmat Yasin menyambangi dan mengikuti shalat Jumat di masjid mereka. Sebuah berkah manakala masjid mereka kedatang Bupati Rachmat Yasin. Karena, ummat dapat menyampaikan aspirasi, mulai dari keinginan memperbaiki masjid, memakmurkan aktivitas masjid sampai perbaikan jalan menuju rumah ibadah. Dan Bupati Rahmat Yasin langsung tanggap, memberikan tali asih sebesar Rp25 juta kepada masjid yang baru saja disambangi. Secara rutin, setiap Jumat, Rachmat Yasin yang akrab disapa RY ini menunaikan shalat Jumat bersama dengan ummat Islam di wilayah Kabupaten Bogor. RY berkeliling dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya , dari Jumat kini ke Jumat berikutnya. Seperti biasa, seusai shalat Jumat, Bupati RY langsung berdialog dengan warga, mendengarkan keluhan dan kebutuhan warga masyar