Posts

Showing posts from February, 2013

Polisi Jujur dan Ayam Penghibur

Image
Ikan di laut tak otomatis menjadi asin hanya karena hidup di lingkungan berkadar garam tinggi dan aroma korup-hedonistik yang ditudingkan banyak orang pada lingkungan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tak membuat Kombes Pol (P) Drs Dade Akhmad terhanyut dalam sistem yang bertentangan dengan suara hatinya. Kang Dade (60), saat malam itu ditemui di rumahnya yang terletak di kawasan perbukitan Jatihandap- Cicaheum Bandung, bertutur dengan santai tentang perjalanan karirnya dalam institusi Polri yang terentang dari mulai jabatan Kaur Pensat (1983-1986) sampai jabatan terakhir Kabid Humas Polda Jawa Barat (2006-2010). Secara khusus dia menyebut jabatan sebagai Wakapolres Kabupaten Garut (1997-2000) menempati posisi istimewa dalam hatinya karena ikatan batin antara dirinya dengan masyarakat Garut ternyata terus berlangsung sampai sekarang saat dirinya telah menjalani masa pensiun. “Bahkan kami umroh tahun 2006 lalu pun dibayari oleh mereka.”Ujar Dade yang diiyakan oleh istri...

Masyarakat Indonesia Belum Melek Soal Cybercrime

Kejahatan di dunia maya ( cybercrime ) begitu gencar mengintai masyarakat. Sayangnya saat ini kesadaran terhadap cybercrime belum begitu tinggi di Indonesia. Inilah mengapa masyarakat perlu dibuat sadar bagaimana ia dapat melindungi dirinya sendiri dari cybercrime . Hal tersebut diungkapkan Hasyim Gautama, Kasubdit Tata Kelola Keamanan Informasi Direktorat Jenderal Keamanan Informasi, Ditjen Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informasi. “Kalau perangkat sudah baik, resmi, tapi misalnya update-nya dimatikan karena si user merasa terganggu karena kelamaan, sama saja bohong. Orangnya juga harus berubah,” papar Hasyim, Rabu (27/2/2013). Lebih lanjut Hasyim menjelaskan bahwa orang Indonesia termasuk “longgar” soal privasi. “Di Facebook, terkadang orang lengkap memasukkan semuanya, sampai kadang-kadang NIP-nya juga dicantumkan. Semua orang bisa tahu,” jelas Hasyim. Ia juga menekankan bahwa sangat penting untuk mengamankan informasi dengan yang berbasis SNI 2...

Tumpas Cybercrime, Aturan Harus Ikut Perkembangan Teknologi

Internet tak dipungkiri lagi menjadi salah satu sumber yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan penggunanya. Meski begitu, sejumlah pengguna lainnya justru memanfaatkannya untuk melakukan tindak kejahatan siber ( cybercrime ). Meski para pelaku cybercrime di Tanah Air belum melakukan aksi yang cukup serius, namun salah satu anggota Pemeriksa Barang Bukti Digital Cyber Crime Investigation Center (CCIC) Mabes Polri Grawas Sugiharto mengaku, menumpas kejahatan siber di Indonesia lebih sulit daripada luar negeri. "Di sini kita tidak memiliki nomor identitas penduduk, belum lagi peredaran kartu SIM yang tidak bisa dikontrol. Beda dengan Singapura misalnya yang lebih mudah untuk melacak identitas pengguna, jadi kalau ada tindak kejahatan siber lebih gampang memrosesnya," terangnya di sela-sela Konferensi Pers 'Piracy & Malware Study Southeast Asia Press Conference' di Jakarta, Rabu (27/2/2013). Lebih lanjut ia menerangkan, aksi jahil yang dilancarkan p...

Wanita: Cemburu Vs Detektif

Image
Sebuah survei diadakan OnePoll.com, dengan tujuan mencari tahu seberapa besar rasa percaya seorang wanita terhadap pasangannya. Dalam studi, tim peneliti melakukan wawancara terhadap 3 ribu wanita usia 18-45 tahun. Hasilnya?  Lebih dari 50% wanita mengaku mengetahui password ponsel, email, dan akun jejaring sosial pasangan.  6 dari 10 biasa memeriksa isi ponsel dan situs jejaring pasangannya.  1 dari 20 pernah menangkap basah pasangan mengirim pesan atau gambar centil via Facebook pada wanita lain.  Sepertiga rutin memeriksa isi ponsel pasangan saat si pria lengah. 38% sering memata-matai  web browser history  yang ada di PC pasangan.  1 dari 6 mengaku pernah "melangkah terlalu jauh dalam menguji kesetiaan pasangannya". Mereka memasang 'jebakan' dengan mengirim sms kepada pasangan dari akun atau nomor palsu untuk melihat bagaimana reaksi sang pujaan hati.  Seperlima kaget dengan kecentilan pasangannya dalam dunia maya. 9 dari 10 mengan...

Jejak Pledoi Fenomenal Bung Karno

Image
Label cagar budaya diberikan berdasarkan Perda Kota Bandung No. 19 Tahun 2009. Gedung Indonesia Menggugat tempat Soekarno membacakan pledoi-nya. Foto: Hot Menilik rekam jejak sejarah perjuangan Indonesia, nampaknya tak lengkap kalau belum menyebut Bandung, Kota yang terletak 768 meter di atas permukaan laut ini, memiliki berbagai bangunan bergaya  art deco , yang menjadi saksi bisu perjuangan founding fathers  untuk merebut kemerdekaan, salah satunya adalah Gedung Indonesia Menggugat. Semasa penjajahan Belanda di bumi Nusantara, gedung yang terletak di pusat kota Bandung ini bernama  Den Landraad Te Bandoeng .  Landraad  sendiri sebenarnya adalah bahasa Belanda untuk “pengadilan negeri”, yang merupakan salah satu pengadilan tingkat pertama di wilayah Hindia-Belanda selain districtgerecht, regentschapsgerecht, rechtbank van omgang, raad van justitie,  dan hooggerechtshof . Otak di balik pembangunan  Landraad te Bandoeng  adalah Char...

SEJARAH PERADILAN MILITER DI INDONESIA

a. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang Sebelum perang Dunia ke-II, Peradilan Militer Belanda di Indonesia dikenal dengan "Krijgsraad"  dan  "Hoog Militair Gerechtshof" . Peradilan ini ruang lingkupnya meliputi perbuatan pidana militer dan anggota-anggotanya terdiri dari Angkatan Darat Belanda di Indonesia (Hindia Belanda) yaitu KNIL dan anggota Angkatan Laut Belanda. Anggota Angkatan Darat Hindia Belanda (KNIL) di periksa dan di adili oleh  "Krijgsraad"  untuk tingkat pertama dan "Hoog Militair Gerechtshof" untuk tingkat banding. Sedangkan anggota-anggota Angkatan Laut Belanda di periksa dan di adili oleh "Zeekrijgsraad"  dan  "Hoog Militair Gerechtshof" , "Krijgsraad"  terdapat di kota Cimahi, Padang, Ujung Pandang dengan daerah hukum masing-masing. Dengan demikian penguasa Belanda di Jawa-Madura maupun diluar daerah mengadakan "Temporaire Krijgsraad"  yaitu Mahkamah Militer sementara yang di beri w...

Bos Judi Online Mickey Mouse Diringkus

Kepolisian Resor Jakarta Utara meringkus delapan tersangka pelaku judi online jenis mickey mouse di Pademangan akhir pekan lalu. Seorang tersangka, Hady Soemantri alias Bong Can alias Acan, diduga sebagai bos judi online tersebut. Dia sudah pernah ditangkap polisi akhir 2011 lalu. "Tidak ada perlawanan saat kami ringkus," kata Wakil Kesatuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Jakarta Utara Komisaris Pujiyarto, Selasa, 26 Februari 2013. Tujuh tersangka lainnya sebagai pemain, yakni Bunawati, Erwin, Budi Yamin, Li Kwet Jin, Kim Fu, Mamad Soleh serta Phang Min Fie. Kedoknya mereka menggunakan fasilitas warnet untuk menjaring penjudi. Menurut Puji, praktek yang digulirkan Hady Soemantri alias Bong Can alias Acan selaku bos judi dilakukan cukup rapi dalam dua bulan terakhir. Setiap pemain cukup mengeluarkan uang Rp 50 ribu untuk membeli voucher yang bersisi 2000 poin. "Pemainnya beragam mulai orang tua sampai remaja," ujarnya. Dalam sekali transaksi rat...

Mahkamah Konstitusi Perkuat Hak Adopsi Homoseksual

Image
Mahkamah Konstitusi Jerman dan Mahkamah Eropa untuk HAM mengakui persamaan hak pasangan homoseksual. Yakni dengan memberi hak adopsi lebih besar bagi partner dalam pasangan homoseksual atau sesama jenis. Ingmar Zöller ingin menjadi ayah. Selama ini hanya suaminya, Thomas Weller yang secara hukum dipandang sebagai ayah kedua anak, yang diurus sarjana ekonomi itu di rumahnya di Berlin. Selama ini pasangan homoseksual di Jerman tidak mungkin bersama-sama mengadopsi anak. Hanya anak kandung dari hubungan heteroseksual (pria dan perempuan-red) terdahulu, yang mungkin untuk diadopsi oleh partner baru dalam suatu hubungan homoseksual. Mahkamah Konstitusi Karlsruhe saat umumkan putusan hak adopsi homoseksual (19/2) Namun apa yang disebut adopsi suksesif, dimana salah satu partner dalam hubungan homoseksual sebelumnya sudah mengadopsi anak, dan partner homoseksualnya menyusul ingin menjadi bagian orang tua adopsi dari anak itu, tidak diijinkan. Berbeda halnya dalam hubunga...

Lelaki dari Tenggarong (2)

Bekerja Keras Melewati Masa Berkelana Dia yang menghormati orang lain tidak akan dipermalukan. Dia yang toleran akan memperoleh dukungan. Confucius , Filsuf China Awang Faroek kecil tumbuh di lingkungan keluarga besar bangsawan Kutai. Lantaran genealogisnya berdarah bangsawan Kutai, kemudian di dalam sebuah jamuan resmi di Keraton Kutai suatu waktu, dia dianugerahi gelar Awang Ngebei Setia Negara oleh sesepuh keraton. Sebuah gelar kebangsawanan dari Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura , Tenggarong, Kutai, Kalimantan Timur. Di lingkungan keluarganya, terutama saudara-saudaranya, dia akrab disapa Faroek. Namun, dalam aktivitas keseharian, warga masyarakat umum lebih banyak mengenal namanya dengan panggilan akrab Pak Awang. Sebetulnya, sebutan Awang bukanlah sebuah nama, melainkan gelar bangsawan dari Kesultanan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur (Kaltim). Sebagaimana halnya gelar bangsawan di daerah lain seperti Raden Mas dan Raden Roro di Yogya...