Terungkap, Makna di Balik Tato Kriminal Rusia


Tubuh penuh tato sering kali menjadi salah satu stereotipe yang melekat pada hampir sebagian besar pelaku tindakan kriminal. Bagi Mark Bullen, seorang polisi Inggris, fenomena tato yang melekat pada tubuh bandit-bandit Rusia membawanya pada sebuah "petualangan" untuk mencari tahu asal-usul dan makna simbolis di balik goresan tinta yang menghiasi tubuh para kriminal. Keingintahuannya dituangkan dalam sebuah buku yang mengeksplorasi fenomena tersebut.
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.Arsip pribadi
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia. Arsip pribadi
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.Arsip pribadi
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.Arsip pribadi
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.Arsip pribadi
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.Arsip pribadi
Gambar-gambar tato para pelaku kriminal yang Bullen foto saat ia berada di Rusia.
1/6
Dalam sebuah studi banding latihan kepolisian di Sankt Peterburg pada 2010, Mark Bullen menyadari sesuatu yang tak biasa pada para kriminal yang ia temui.
“Saya mulai sadar bahwa hampir semua orang yang berhadapan dengan para polisi Rusia memiliki tato hijau kebiru-biruan ini,” kata Bullen. “Kami juga punya tato khas penjara di Inggris, tapi ukurannya tak sebesar di Rusia.”
Kunjungan itu bukan persinggahan pertama Bullen ke Rusia. Pada tahun 1990-an, ia sempat tinggal selama dua tahun di Negeri Beruang Merah untuk menimba ilmu, sehingga ia sangat fasih berbahasa Rusia. Selama 12 tahun mengabdi di kepolisian Hertfordshire, sebuah area di utara London, ia merupakan satu-satunya polisi yang bisa berbahasa Rusia di kesatuan tersebut.
Mark Bullen dengan seorang polwan Rusia. Sumber: Arsip pribadiMark Bullen dengan seorang polwan Rusia. Sumber: Arsip pribadi
Sepanjang program studi banding dan setelah kembali ke Inggris, Bullen mulai mengumpulkan fakta mengenai tato penjara Rusia, melakukan riset mandiri dan meminta bantuan rekan-rekannya di Sankt Peterburg. “Saya bertanya pada para polisi yang berpatroli bersama saya mengenai tato itu, dan mereka menjelaskan bahwa semua tahanan di penjara Rusia menato diri mereka sendiri sebagai ‘riwayat hidup kriminal’, hampir seperti seragam. Petugas kepolisian bisa tahu semua hal mengenai sang tahanan hanya dengan membaca tato mereka. Itu adalah bagian penting dari pekerjaan mereka.”
Hasil riset Bullen dituangkan dalam buku yang diterbitkan tahun ini, Thief in Law (Pencuri Hukum), dan dideskripsikan sebagai “panduan mengenai tato penjara Rusia dan komplotan organisasi kriminal penutur bahasa Rusia”.

Asal Tato Kriminal

Bullen menuliskan bahwa fenomena tato penjara dimulai sejak periode kekaisaran, kemungkinan terinspirasi dari pertemuan antara para pelaut Rusia dengan pelaut Inggris yang bertato. Namun kala itu, Rusia sudah punya cara untuk menandai kriminal. 
“Pencitraan pencuri pada masa Kekaisaran Rusia juga mungkin menjadi alasan mengapa merajah tubuh menjadi sebuah fenomena yang menyebar luas di kalangan penjahat profesional,” tulis Bullen.
Hingga pertengahan abad ke-19, para pelaku kejahatan yang dihukum untuk melakukan kerja buruh kasar sering dilabeli ‘vor’ (pencuri) atau ‘kat’ (katorzhnik — narapidana buruh kasar), tepat di wajah mereka sehingga mereka tak akan pernah bisa menyembunyikan kejahatannya. Seiring waktu, merajah tubuh menjadi bagian penting dari citra kriminal.
Bullen menyebutkan bahwa signifikansi tato penjara di Rusia berubah sepanjang waktu. Pada masa periode Stalinis, tato menjadi semacam kode rahasia untuk mendeskripsikan kejahatan spesifik. 
“Tiap tato memiliki makna simbolis yang menjelaskan aksi yang telah dilakukan pemilik tato,” tulis Bullen. Kini, tuturnya, tato lebih condong sebagai pelestarian tradisi masa lalu. “Aturan ketat mengenai tato tak lagi diterapkan menjelang tahun 1945,” kata Bullen.
Ia juga mengeksplorasi perbedaan antara tato perempuan dan laki-laki. Meski tato perempuan ‘lebih didasarkan pada sentimentalitas, tragedi kehidupan, dan percintaan’, mereka juga memiliki kode khusus. Bullen menyebutkan bahwa tato pada para kriminal perempuan, terutama tato hukuman, bahkan bisa lebih kasar dari tato laki-laki.

Kriminal Rusia Dulu dan Kini

Bullen juga menuturkan gambaran kejahatan dan budaya penjara di Rusia pada abad XX dan XXI, fokus secara khusus pada “vory-v-zakone” atau “pencuri hukum” — sebuah kelompok elit kriminal profesional yang berpengaruh dalam dunia mafia Rusia. Bullen mendeskripsikan mereka sebagai “kelompok yang sangat efisien, yang bersatu dari pecahan Uni Soviet.” Ia menganggap mereka sebagai salah satu kelompok kriminal Rusia paling profesional pada tahun 1990-an, yang masih mempertahankan pengaruhnya hingga saat ini.
Thief in Law layak dibaca tak hanya sebagai ensiklopedia tato penjara Rusia, tapi juga sebagai panduan sejarah dan budaya penjara Rusia. Bullen mengaku akan terus mengeksplorasi tato dan perubahan makna yang ia bawa — baik untuk kepentingannya sendiri maupun sebagai bagian dari pekerjaannya saat ini, yaitu mengajar tentang aktivitas kelompok kriminal Rusia dan tato mereka.
E-book Thief in Law tersedia di Amazon.

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)