Bikin Gerakan Legalisasi Perkosaan, Blogger Amerika Dihujat


Bikin Gerakan Legalisasi Perkosaan Blogger Amerika Dihujat
Daryush Valizadeh alias Roosh, blogger AS pengusung gerakan legalisasi perkosaan. | (YouTube)
A+ A-
Seorang blogger asal Amerika Serikat (AS) bernama Daryush Valizadeh, dihujat para pengguna media sosial atas idenya membuat gerakan legalisasi perkosaan. Dia akan mengunjungi Australia untuk bertemu dengan beberapa pendukung gerakan yang dikenal sebagai "neomasculinity" itu.

Para pengguna media sosial menganggap gerakan legalisasi perkosaan hanya untuk memamerkan supremasi kaum pria terhadap kaum perempuan. Valizadeh selama ini dikenal sebagai blogger anti-feminis.

Valizadeh atau kerap dipanggil dengan nama Roosh, merupakan  penulis dari serangkaian buku "pro-perkosaan" yang diterbitkan sendiri. Buku-buku Roosh telah muncul di Amazon.

Roosh berpendapat bahwa legalisasi pemerkosaan akan secara signifikan mengurangi laju memaksa perempuan untuk merawat tubuh mereka menjadi lebih baik. Pertemuan di Australia itu dijadwalkan pada 6 Februari 2016.

Namun, otoritas Australia, seperti dikutip news.com.au, Selasa (2/2/2016), terusik dengan gerakan legalisasi perkosaan yang dipimpin Rosh itu. Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, mempertimbangkan untuk membatalkan visa Roosh.

Alih-alih menghormati Australia, Roosh justru blak-blakan akan mempermalukan Australia dengan nekat menghadiri pertemuan itu.

Tidak, tidak sama sekali. Sebaliknya, ini hanya tekad baja saya. Saya akan mempermalukan negara Anda seperti yang saya lakukan pada Kanada musim panas lalu,” katanya saat ditanya warga Australia pengguna Twitter bahwa Pemerintah Australia keberatan dengan kedatangannya.


Semalam, Valizadeh juga mengejek Australia di akun Twitter-nya. Dia mengatakan bahwa pejabat Australia tidak bisa menghentikannya untuk memasuki negara itu. F ***, saya hanya memesan penerbangan ke Australia. Melihat Anda di suatu tempat di sana pada 2/6 (6 Februari). Saya akan tinggal sementara, melihat beberapa pemandangan,” tulis dia.

Ketika diberitahu para pengguna media soial bahwa dia tidak akan bisa melewati petugas bea cukai, Valizadeh menjawab; ”Saya akan mengambil perahu pribadi ke Darwin dari Indonesia atau Timor Leste. Saya akan menemukan cara untuk masuk. Saya tidak akan berhenti.”


(http://international.sindonews.com)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian