Ilmuwan Brisbane Temukan Obat Leukemia
Dua ilmuwan asal Brisbane berhasil menemukan pengobatan baru yang menjanjikan bagi pasien leukemia atau kanker darah ganas.
Acute myeloid leukaemia (AML) setiap tahunnya menewaskan sekitar 1,000 warga Australia.
Pada umumnya pasien penyakit ini jarang yang berhasil diselamatkan nyawanya melalui metode pengobatan kemoterapi.
Namun tim di ;QIMR
Berghofer berhasil menciptakan obat yang diharapkan setidaknya dapat
memperpanjangan usia harapan hidup pasien AML dan bahkan kemungkinan
bisa menyembuhkan penyakit tersebut.
Dr
Steven Lane, Kepala Laboratorium Riset Translasi Leukemia mengatakan
uji pra klinis obat Imetelstat ternyata dapat mencegah protein yang
dibutuhkan dalam pembentukan oleh sel-sel induk leukaemia.
"Riset
ini menemukan kalau dengan mematikan gen yang disebut ;telomerase, sel
kanker menjadi tidak stabil dan pada akhirnya sel-sel itu akan mati,"
kata Dr Lane.
Tes juga menemukan obat Imetelstat ;bisa menunda atau mencegah kambuhnya AML setelah menjalani metode kemoterapi.
Dr
Lane dan koleganya dalam penelitian ini, Dr Claudia Breudigam
mempresentasikan temuan mereka dihadapan American Society of Haemotology
di San Fransisco, yang baru-baru ini diterbitkan dalam sebuah jurnal.
Keduanya
berharap uji coba obat ini pada manusia akan bisa dilakukan dalam kurun
waktu 12-18 bulan dan akan melibatkan pasien AML dari Brisbane.
"Kelompok
pasien pertama yang hendak kami tolong adalah mereka yang merupakan
pasien yang tidak bisa menjalani pengobatan kemoterapi," kata Dr. Lane.
"Dan
itu termasuk didalamnya pasien AML berusia lanjut atau pasien yang
sudah pernah mencoba pengobatan jenis lain dan ternyata AML-nya
kambuh,".
Telah mendapat izin edar oleh otoritas AS
Imetelstat
saat ini sedang menjalani percobaan klinis untuk pengobatan kanker obat
jenis lain di AS. ;Otoritas Obat dan Pangan AS telah mencabut larangan
edar terhadap obat ini setelah dugaan kalau obat ini bisa memicu
keracunan pada hati ditarik.
Dr Lane mengatakan otoritas AS perlu menimbang resiko dan manfaat dari obat tersebut.
"Ketika
kita benar-benar tidak memiliki pilhan dan ada penyakit yang
menyebabkan pasien meninggal dalam waktu beberapa bulan saja, maka kita
harus siap mengambil resiko sejauh memang dimungkinkan dalam uji
klinis,"
Ted Hillier, lansia berusia ;75 tahun dari Burrum
Heads di pesisir Queensland yang didiagnosa AML 7 bulan lalu mengatakan
obat tersebut memberikan harapan bagi pasien AML seperti dirinya.
"Setiap hari merupakan hari yang baik dan semoga saya bisa terus bisa melanjutkan hidup lebih lama ," harap Hillier.
(abc/slm)
Comments
Post a Comment