Ini Lima Aksi Kriminal Jalanan Paling Ditakuti


ilustrasi begal motol
ilustrasi begal motol
Aksi kriminal di jalanan di beberapa kota di wilayah Jabidetabek terus terjadi. Fenomena ini mulai dari penguhujung 2014 hingga mendekati bulan ketiga tahun ini. Tentu masalah ini membuat resah masyarakat. Meskipun upaya yang dilakukan oleh pihak keamanan terus digencarkan, untuk mencegah aksi kejahatan tersebut. Namun masyarakat masih merasakan takut yang berlebihan atas fenomena kekerasan jalanan yang belakangan terus terjadi.
Dari penelusuran POJOKSATU.id, ditemukan sedikitnya ada enam kasus yang paling meresahkan bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek. Berikut ulasan singkatnya.
1. Begal Motor.
Fenomena begal motor akhir-akhir ini hampir susah dibendung. Meski polisi terus melakukan perburuan terhadap aksi rampok ini, namun aksi para kriminal jalanan ini terus terjadi di beberapa titik. Yang paling mengkhawatirkan, para pelaku tak segan-segan melukai atau bahan membunuh korbannya yang berusaha menghalangi aksi mereka. Namun tak sedikit pula aksi mereka yang digagalkan warga, bahkan harus ditebus dengan nyawa sekalipun. Kasus kekerasan paling menegnaskan terakhir terjadi pada pembakaran pelaku begal motor, Hendriyansyah di Pondok Aren, Selasa (24/02) dini hari. Dia beraksi bersama tiga temannya, salah satunya perempuan. Tiga teman Hendriyansyah kini tengah diburu. Lihat juga (video penangkapan begal di Bogor)
2. Begal Mobil
Aksi begal mobil juga tak kalah sadis dengan begal motor. Ini juga cukup ditakuti oleh masyarakat. Belum lama ini, petugas Reskrim Polsekta Medan Baru berhasil membekuk pelaku begal mobil yang menjalankan aksinya dengar menyamar sebagai anggota polisi. Tersangka berinsial HS (24 tahun), warga Pangkalan Brandan. Ia diamankan bersama sebuah mobil hasil kejahatannya.
Begal Mobil di Medan
Begal Mobil di Medan
“Dalam menjalankan aksinya mereka menyamar sebagai polisi dan menghentikan kendaraan korban,” kata Kapolsek Medan Baru, Kompol Rony Sidabutar, Rabu, (25/02).
Rony menjelaskan, untuk meyakinkan korbannya, pelaku beserta tiga rekannya yang masih buron, selalu membawa pistol. Belakangan diketahui, pistol yang digunakan pelaku adalah mainan. Tersangka bersama kawanannya terakhir melakukan perampokan mobil dengan nomor polisi BK 1987 KK milik Juandri Manalu warga Kecamatan Amplas, Medan.
Kasus pembegalan mobil, memang sudah dikenal sejak lama di beberapa titik di tanah air. Beberapa wilayah rawan tersebut di antaranya di wilayah Sumatera (jalur lintas tengah dan timur), Sulawesi Barat, jalur (Makassar-Mamuju-Palu). Di beberapa titik ini rawan karena merupakan jalur lintas provinsi yang sunyi dari aktifitas penduduk.
3. Copet Jalanan
Aksi copet jalanan biasanya terjadi di dalam angkutan umum. Belum lama ini, dua copet di angkot babak belur diamuk massa di Jalan Jati Baru, Jakarta Pusat, Kamis (29/01) siang. Mereka kepergok wanita sarjana ekonomi yang menyadari HP-nya digasak kawanan bandit itu.
Tersangka Andreas Simbolon, 28, dan Maklum Perangin- angin, 27, kini mendekam di sel Polsek Tanah Abang. Wajah keduanya bonyok bekas pengadilan jalanan. Bahkan kepala Andreas diperban karena bocor akibat dikeroyok massa. Seorang teman kejahatan mereka kini menjadi buronan polisi setelah lolos dari sergapan massa.
Ilustrasi Copet Jalanan
Ilustrasi Copet Jalanan
Trisna Junaily mengatakan sekitar Pk. 11:00 naik angkot jurusan Tanah Abang-Kebon Jeruk dari depan Stasiun Tanah Abang. Dalam angkutan ada tiga pria berpakaian perlente, bahkan ada yang memegang buku. “Saya tak mengira mereka penjahat,” ujarnya.
Tiga hari setelah itu, spesialis copet yang biasa beraksi di bus Transjakarta tepergok oleh korbannya. Pelaku yang sempat kabur akhirnya tertangkap warga dan dihajar massa.  Mansyur (39) tertangkap warga setelah korbannya berteriak. Pelaku langsung dihajar warga, beruntung ada petugas polisi yang melintas sehingga nyawanya berhasil diselamatkan.
“Korban curiga dengan Mansyur yang selama di dalam bus selalu berada di sampingnya. Korban langsung meminta pelaku mengeluarkan isi kantongnya,” katanya Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Tofiq kepada wartawan, Senin (26/01).
4. Geng Motor
Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor ini juga tak kalah sadis dengan aksi kriminal lainnya. Hanya saja, mereka yang umumnya masih berusia remaja, melakukan aksinya untuk melakukan teror atau merampok tempat-tempat perbelanjaan seperti mini market. Ini yang membedakan mereka dengan begal motor. Belakangan kasus ini marak terjadi di Kota Makassar. Baru-baru ini, polisi berhasil melumpuhkan dua penjahat yang selama ini disangka anggota geng motor bernama Didin Andriyanto alias Didin (30) asal BTN Mutiara Tamarunang Gowa dan Muhammad Bayu Saputra alias Bayu (25) asal Jl Veteran No 27, Makassar.
GENG MOTOR
GENG MOTOR
“Kedua pelaku terpaksa dilumpuhkan, sebab mereka melawan petugas dan berusaha kabur,” kata Wakil Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Agus Chaerul.
Karena sangat marak aksi kekerasan di kota Angin Mamiri tersebut, pihak kepolisian, TNI bersama pemda setempat membentuk tim pemburu geng motor.
5. Tauran Pelajar
Tawuran antarpelajar, meski sudah jelas motifnya, namun diyakini masih cukup meresahkan masyarakat. Aksi ini bisa menyasar warga sekitar yang tak tahu masalah, jika ia sedang dalam situasi kurang beruntung. Aksi tauran juga sangat mengganggu aktifitas masyarakat di jalanan. Awal tahun ini, tauran antarpelajar kembali pecah di Jalan Raya Sawangan, Depok, Senin (12/01) pagi. Akibatnya seorang pelajar kelas II SMKN 2 Depok, Aryo Seno (26) mengalami luka bacok di telapak tangan kirinya.
Ilustrasi Pelaku Tauran Pelajar
Ilustrasi Pelaku Tauran Pelajar
Kapolsek Pancoran Mas, Komisaris Purwadi mengatakan kejadian berawal saat korban sedang menunggu angkot 105 jurusan Stasiun Depok Baru bersama rekan-rekannya di Jalan Raya Sawangan, di sekitar lampu merah sengon.
Dari tauran tersebut, Purwadi mengaku telah mengamankan sejumlah pelaku. “Kami amankan 4 pelajar beberapa dari SMK Swasta. Saat ini masih diperiksa,” kata Purwadi. (http://pojoksatu.id/)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)