Supermarket dan 'negeri para pencuri'

Belanja di supermarket
Ketika menyelipkan kata-kata 'negeri para pencuri' di judul blog ini saya sempat khawatir, pikiran Anda akan langsung mengacu ke satu negara, di mana para pejabatnya banyak yang dinyatakan sebagai tersangka atau narapidana kasus korupsi.
Bukan, bukan soal itu.
Ini soal supermarket di Inggris yang dinilai secara tidak langsung 'mendorong' orang menjadi pencuri.
Bagaimana bisa? Ini bermula dari kasir swalayan, biasa disebut self-service checkout, yang makin banyak dipasang di berbagai supermarket di Inggris.
Sesuai dengan namanya, pembeli bisa memanfaatkan 'kasir tanpa petugas' ini untuk memindai barang-barang yang dibeli, tanpa berinteraksi dengan pegawai atau petugas di pasar swalayan.
Begitu semua barang terpindai, pembeli memasukkan kartu kredit atau memasukkan uang ke mesin dan keluarlah kuitansi dan uang kembalian.
Cepat, efektif, dan efisien.
Saya sendiri lebih suka memanfaatkan kasir ini, daripada harus antre dan menunggu lama di kasir biasa.
Tapi bagi sejumlah orang, kasir mandiri atau kasir swalayan ini dimanfaatkan untuk membeli tanpa harus membayar.
Survei yang dilakukan situs vouchercodespro.co.uk terhadap 2.600 orang menunjukkan satu dari lima responden mengaku, beberapa barang yang mereka beli, tidak mereka bayar saat menggunakan kasir ini.
Bila dirata-rata, nilai barang yang mereka curi ini £15 atau sekitar Rp300.000 per bulan.
Buah dan sayur 
Buah dan sayur termasuk yang paling banyak dicuri dari supermarket.
Sepintas nilainya tidak terlalu besar tapi kalangan pelaku industri mengatakan kerugian akibat pencurian di supermarket secara nasional mencapai £1,7 miliar per tahun atau setara dengan Rp34 triliun.
Yang biasanya mereka curi di antaranya adalah buah, sayur, dan roti. Belanjaan lain yang 'menjadi favorit' untuk dicuri adalah permen, sabun mandi, dan pasta gigi.
Setengah dari responden mengakui bahwa mereka terdorong untuk tidak membayar karena mesin kasir ini sangat mudah dikelabuhi.
Ada juga yang mengaku tidak punya uang, sementara yang lain mengatakan bermula dari iseng, tapi kemudian menjadi kecanduan.
Apa pun motivasinya, kini para pengusaha supermarket sudah mengambil tindakan.
Asosiasi pengusaha supermarket, BRC, mengatakan sudah ada langkah-langkah untuk memastikan pembeli tidak bisa lagi mengecoh mesin kasir tanpa petugas ini.
BRC tidak memerinci langkah-langkah pengamanan yang dimaksud.

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian