Bunuh Diri Penyebab Utama Kematian Remaja


Bunuh Diri Penyebab Utama Kematian Remaja (Ilustrasi: Thinkstock)
 
Tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir Indeks Kebahagiaan Indonesia pada 2013. Di tengah masalah sosial yang menjerat seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, tingginya angka penyakit menular, dan lain-lain, Indonesia disebut sebagai negara yang cukup bahagia.

Kabar gembira tersebut menyebut bahwa indeks bahagia orang Indonesia pada 2013 sebesar 65,11 pada skala 0 - 100. Namun, berbeda dengan fakta tersebut angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia rupanya cukup signifikan.

Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh bunuh jadi masalah serius.

Berdasarkan penjelasan Agung Kusumawardhani, dokter Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bunuh diri merupakan satu dari tiga penyebab utama kematian pada kelompok umur 15 hingga 44 tahun, dan nomor dua untuk kelompok 10 hingga 24 tahun.

Pada 2010, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa.

Seperti dijelaskan oleh Agung, seseorang bisa melakukan bunuh diri karena rasa putus asa. Pada kondisi depresi berat individu seperti itu memiliki pemikiran pesimis, tidak bisa berpikir adanya upaya alternatif menyelesaikan masalah.

Bunuh diri memang seringkali dikaitkan dengan gangguan jiwa seperti depresi.

Pada kondisi depresi berat Agung mengatakan individu dalam kondisi seperti ini memiliki pemikiran pesimis, tidak ada gunanya hidup, tidak bisa berpikir adanya upaya alternatif untuk menyelesaikan masalahnya.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Kementerian Kesehatan, terjadi penurunan angka kejadian gangguan emosional dari 11,6 persen pada 2007 menjadi 6,0 pada 2013.

Tentu saja faktor kebahagiaan merupakan faktor protektif terhadap keputusan melakukan bunuh diri. Meskipun menurut Agung kebahagiaan tidak sepenuhnya dapat menjamin tidak akan terjadi tindakan bunuh diri.

Agung pun tidak menampik survei indeks kebahagiaan orang Indonesia yang dirilis BPS tahun lalu itu.

"Saya rasa mungkin ada benarnya mengingat masyarakat Indonesia berada dalam kultur atau budaya yang menanamkan rasa bersyukur serta landasan agama yang cukup kuat," ucapnya menanggapi survei kebahagiaan tersebut.

Sementara di dunia berdasarkan data yang diungkapkan Agung, WHO memperkirakan pada 2020 angka bunuh diri secara global menjadi 2,4 per 100.000 jiwa dibandingkan 1,8 per 100.000 jiwa pada 1998.

Fakta lain menyebut bahwa kejadian bunuh diri terbanyak dilakukan di negara-negara Eropa, seperti Rusia, Slovania, Swedia, dan lain-lain. Belakangan menurut agung WHO mencatat bahwa Korea Utara adalah salah satu negara dengan kasus bunuh diri tertinggi di dunia.


(http://www.cnnindonesia.com)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian