Terilhami Santet, Zunita Berhasil Memikat Hati Wisatawan di Banyuwangi


Wajah Kabupaten Banyuwangi ditangan Bupati Abdullah Azwar Anas telah banyak berubah. Stigma sebagai kota santet telah berhasil dikikis. Namun, siapa sangka bila 'santet' justru mampu mencuri perhatian wisatawan.

Tidak percaya? Silahkan temui Zunita. Pemilik oultet kaus 'Osing Deles' ini mengaku mendapatkan rezeki dari fenomena 'Santet'. Santet di sini bukanlah ilmu hitam yang selama ini dipercayai untuk menyakiti atau bahkan mencabut nyawa seseorang yang menjadi target.

Tetapi, santet ini hanyalah ikon tulisan dalam kaos yang didesain dengan unik dan mengundang senyum siapapun yang membaca.

Zunita pada awalnya memang sengaja mengangkat tema santet pada desain kausnya lantaran banyak diminati anak muda Banyuwangi.

"Tema ini sangat diminati. Karena identik Banyuwangi banget. Di kota lain tidak ada, santet hanya Banyuwangi saja," ungkap Zunita kepada detikcom, Minggu (28/9/2014).

Menurutnya, minat anak muda Banyuwangi tentang kata-kata yang berbau santet, didasari jiwa muda Banyuwangi yang pemberani. Selain itu dengan menggunakan nama santet, mereka banyak dikenali asal kota mereka.

"Semuanya suka, mereka lebih berani menunjukkan kota mereka. Ini sebuah identitas saja," tambahnya.
Desain kata-kata santet yang banyak diminati, tambah Zunita, ‎sangat banyak. Mulai dari "1 2 3 santet semuanya", "86 Santet Bos", "Kejar daku kau ku santet", "Raja Santet", "Cinta di tolak, santet bergejolak", "Arisan Santet" serta "Santet Ping Me".

"Kita buat kata-kata itu seunik mungkin. Dan peminatnya luar biasa. Sekarang justru kaus desain santet ini banyak dicari wisatawan yang berlibur ke Banyuwangi," ujar wanita bergelar dokter ini.

Selain kata-kata unik bertema santet, ada pula tema-tema unik lainnya. Zunita mengaku, banyak permintaan dari beberapa pembeli dan pelanggan untuk mencetak kembali kata-kata unik yang sudah dijual. 

"Kemarin ada yang minta tapi saya tolak, satu desain hanya 5 lusin. Dan kaos saya ini sudah banyak yang pesan. Bahkan sampai Hongkong, Korea dan seluruh Indonesia," tandasnya.

Dari penjualan kaos kata-kata unik yang harganya berkisar Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu ini, kata Zunita, omset per bulannya bisa mencapai Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Sementara saat menjelang lebaran sebesar Rp 100 juta lebih.

"Alhamdulillah mencukupi untuk membayar 20 karyawannya," ujar wanita berjilbab ini.

Sementara itu, Happy, salah satu wisatawan dari Jakarta, mengaku suka dengan kaos yang bertemakan santet yang di desain oleh Osing Deles ini.

Dirinya menyempatkan diri mampir di outlet yang berada di Jalan Juanda ‎161 Jajag, Kecamatan Gambiran, setelah berlibur menikmati keindahan alam pantai di Pulau Merah.

"Unik dan ini sangat aneh desainnya, saya hobi mengkoleksi kaus dengan kata-kata unik seperti ini," ujarnya saat memborong kaus bertema Santet itu.(news.detik.com)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian