Tesla Dituduh Langgar Hak Cipta di Tiongkok
Namun rupanya di Tiongkok, ada seorang pebisnis bernama Zhan Baosheng yang sudah mendaftarkan nama itu sebagai merek dagang. Alhasil Tesla digugat oleh Baosheng karena dianggap melanggar hak cipta.
Gugatan itu pun dianggap berbagai kalangan sebagai penghambat utama terbesar Tesla yang sedang ekspansi di Tiongkok, negara dengan pasar otomotif terbesar di dunia.
Gugatan tersebut sebenarnya juga tidak terlalu mengagetkan karena sengketa para pemilik nama Tesla itu sudah terjadi pada awal tahun ini. Tesla pun mengatakan sudah ada kesepakatan dengan Baosheng.
Kepala Divisi Tesla Tiongkok Veronica Wu telah menyatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menggunakan nama Te Si La sebagai nama yang populer di konsumen Tiongkok.
Tapi Baosheng sekarang memutuskan untuk menggugat Tesla dan menuntut agar seluruh aktivitas pemasaran di Tiongkok dihentikan. Selain itu seluruh diler harus ditutup, begitu juga dengan fasilitas supercharging.
Seperti dilansir Reuters, pengacara Baosheng pada Selasa (8/7/2014) ini juga meminta agar Tesla membayar US$3,85 juta atau setara dengan Rp44,2 miliar sebagai kompensasi.
Sang pengacara mengatakan Baosheng telah mendaftarkan nama Tesla dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Tiongkok pada 2006 silam. Namun ada yang menyebutkan bahwa saat Baosheng ingin menjual nama tersebut ke perusahaan AS, ia justru mendapat hasil nihil. (http://otomotif.metrotvnews.com/)
Gugatan itu pun dianggap berbagai kalangan sebagai penghambat utama terbesar Tesla yang sedang ekspansi di Tiongkok, negara dengan pasar otomotif terbesar di dunia.
Gugatan tersebut sebenarnya juga tidak terlalu mengagetkan karena sengketa para pemilik nama Tesla itu sudah terjadi pada awal tahun ini. Tesla pun mengatakan sudah ada kesepakatan dengan Baosheng.
Kepala Divisi Tesla Tiongkok Veronica Wu telah menyatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk menggunakan nama Te Si La sebagai nama yang populer di konsumen Tiongkok.
Tapi Baosheng sekarang memutuskan untuk menggugat Tesla dan menuntut agar seluruh aktivitas pemasaran di Tiongkok dihentikan. Selain itu seluruh diler harus ditutup, begitu juga dengan fasilitas supercharging.
Seperti dilansir Reuters, pengacara Baosheng pada Selasa (8/7/2014) ini juga meminta agar Tesla membayar US$3,85 juta atau setara dengan Rp44,2 miliar sebagai kompensasi.
Sang pengacara mengatakan Baosheng telah mendaftarkan nama Tesla dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Tiongkok pada 2006 silam. Namun ada yang menyebutkan bahwa saat Baosheng ingin menjual nama tersebut ke perusahaan AS, ia justru mendapat hasil nihil. (http://otomotif.metrotvnews.com/)
Comments
Post a Comment