Mengintip Penyelundupan Rokok Gudang Garam ke Malaysia

Bukan rahasia lagi bagi masyarakat yang ada di wilayah Sungai Baru Desa Ketapang Permai Kecamatan Pulau Merbau Kepulauan Meranti Riau. Aksi penyeludupan rokok jenis Gudang Garam ke Malaysia sudah biasa dianggap warga. Aktivitas penyelundupan ini sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu, namun belum ada satupun pelakunya yang berhasil diungkap.

Aktivitas ini jelas merugikan negara hingga miliaran rupiah, meskipun menurut warga hal itu sudah diketahui oleh aparat penegak hukum tapi tidak ada tindakan nyata.
Menurut sejumlah warga menyebutkan, rokok jenis Gudang Garam yang diselundupkan ke Malaysia dan laut Cina Selatan itu tidak memiliki pita cukai, karena rokok yang dikirim menggunakan belasan speedboot itu hanya rokok bagian atas saja yang ada pitanya, sementara selebihnya tidak memiliki pita cukai sama sekali.
Sumber juga menambahkan, rokok Gudang Garam sebelum dimuat ke dalam speedboat disimpan di penimbunan yang ada di Sungai Baru Desa Ketapang Permai. Rokok itu dikirim oleh pemiliknya dari Dumai menggunakan kapal pompong dengan ukuran besar sebelum di muat ke dalam speedboat terlebih dahulu dipindahkan ke gudang. Setelah itu baru dipindah ke speedboat dan dikirim ke Malaysia dan perairan Laut Cina Selatan.
Menurut sumber, armada speedboad yang mengangkut rokok Gudang Garam berjumlah belasan buah yang setiap satu speedboad dibekali tiga mesin masing-masing bertenaga 200pk.
"Bayangkan saja satu speedboad memakai mesin tiga buah jadi satu speedboad mengahasilkan tenaga 600pk. Bahkan ada yang 750pk hingga 1500pk dan kecepatanya pun hanya hitungan menit perjalanan dari sungai baru ke Malaysia. Ya sekitar lebih kurang 25 menitlah sampai ke Malaysia," kata sumber warga setempat.
Aktivitas penyelundupan ini, menurut sumber, dalam satu malam setidaknya ada belasan speedboad yang berangkat, kadang dua kali berangkat dalam satu malam dan kadang hanya satu kali pengiriman saja. "Satu speedboad bisa membuat 100 tim rokok Gudang Garam, dan biasanya mereka berangkat dari Sungai Baru saat hari menjelang malam. Jika waktu kurang bagus mereka berangkat tengah malam, tergantung situasi dan cuacalah," ungkapnya pada metroterkini.com, akhir pekan kemarin.
Aktivitas penyelundupan rokok ke Malaysia ini seperti sudah diketahui aparat setempat, namun mereka tidak bisa berbuat banyak dengan asumsi warga bahwa penyelundupan rokok ini dibeking oleh pejabat atau aparat yang lebih tinggi. "Banyak aparat yang sering mondar-mandir di gundang di Sungai Baru itu. Namun kelihatanya mereka hanya bertujuanya minta "Jatah" atau istilah "Uang Minyak" kepada penajaga gudang," tambah warga.
Sumber lainya, sebut Ucok yang bekerja sebagai nakhoda kapal pengangkut kelapa yang sering melewati Sungai Baru juga mengatakan sering melihat aktivitas penyelundupan rokok ke Malaysia. "Saya sering melihat secara langsung disana. Belasan kapal pengangkut ribuan tim rokok Gudang Garam yang akan diselundupkan ke Malaysia dan laut cina selatan itu hanya bagian atas saja yang dilengkapi pita cukai, lebihnya mana pakai cukai lagi, masih polos tak ada cukainya. Kalau penyeludupan rokok Gudang Garam sendiri di wilayah Meranti sudah bertahun tahun dilakukan para toke dan tempatnya juga sering pindah-pindah seperti maling," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, pertama sekali yang menjadi gudang penyimpanan di wilayah Kepulauan Meranti adalah di Sungai Rangsang Kecamatan Rangsang, kemudian beralih ke Selatpanjang samping Pelindo, dan pindah lagi ke Batam. Setelah itu pindah ke Selat Akar dan di Selat Akar ternyata pemilik gudangnya tersangkut kasus sabu yang di ungkap oleh aparat Bea Cukai dan dari sini berpindah ke Sungai Baru, Kecamatan Pulau Merbau. 
"Ini jelas penyelundupan, karena disini bukan ada pelabuhan ekspor. Kalau memang legal, kenapa berpindah-pindah tempat keberangkatan mereka," kata Ucok.
Sementara itu, Akiong salah seorang yang disebut sebagai pengurus upeti bagi pihak �pihak terkait ketika di konfirmasi wartawan beberapa waktu lalu pihaknya mengakui, memang ada aktifitas pengiriman rokok Gudang Garam di Sungai Baru. "Saya dipercaya mengurusnya, kita berkawan sajalah saling bantu," ungkapnya singkat tanpa merasa bersalah bahwa penyelundupan itu adalah melawan hukum. [http://metroterkini.com/]

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian