KISAH GENG MOTOR : Qzruh, Joxzin Hingga Klewang
Aksi pelemparan molotov di SMKN 3 Jogja diduga dilakukan oleh geng motor. Bagaimana ulah dan perilaku geng motor itu berikut laporannya.
Di era 1980-1990, di Jogja memiliki dua kelompok geng motor yang cukup ditakuti. Keduanya adalah Qzruh dan Joxzin. Entah siapa yang pertama kali mendirikan, Qzruh yang merupakan singkatan dari Q-ta Zuka Ribut Untuk Hiburan tumbuh di daerah Jogja bagian Utara. Kelompok ini biasanya nongkrong di sekitar Jl Jenderal Sudirman atau sekarang menjadi Galeria Mall.
Adapun Joxzin adalah singkatan dari Joxo Zinthing atau juga banyak yang bilang Pojox Benzin. Disebut demikian karena tempat berkumpulnya kelompok itu berada di pojokan pom bensin timur Bank Indonesia.
Kedua kelompok itu dahulunya sering bentrok satu sama lainnya. Bentrokan terjadi saat keduanya bertemu dan konvoi sepeda motor. Sejumlah senjata tajam sering dibawa kelompok tersebut, sehingga sering jatuh korban dalam bentrokan itu.
Selain di jalanan kedua kelompok yang menyingkat gengnya dengan QZR dan JXZ memanfaatkan vandalisme untuk menunjukkan eksistensi mereka. Namun lambat laun kedua kelompok itu mulai memudar dan digantikan geng-geng motor baru.
Tak hanya di Jogja, di sejumlah kota di Indonesia, geng motor juga tumbuh. Yang terbaru adalah di Pekanbaru, Riau dengan pentolannya bernama Klewang. Saat ini Mardijo alis Klewang, 57, bersama sejumlah anak buahnya sudah ditahan polisi karena terlibat kasus tindak kejahatan salah satunya pemerkosaan terhadap ABG.
Sepak terjang Klewang yang dijadikan panglima itu cukup mencengangkan. Kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar menyatakan, aksi brutal geng motor di Pekanbaru diawali dengan hadirnya geng motor XTC yang dipimpin Bambang, anak kandung Klewang.
“XTC ini masuk tahun 2011 dan dibawa Bambang. Untuk menunjukkan eksitensinya di Pekanbaru, mereka berbuat brutal agar yang lain tunduk,” kata Adang, Selasa (14/5).
Tercatat, selama setahun terakhir, ada 44 warnet menjadi sasaran perampasan. Dalam rekaman CCTV di warnet, diketahui kelompok XTC ini menghancurkan warnet. Terlihat dalam rekaman itu, geng XTC membawa parang panjang dan menyita sejumlah HP pengunjung warnet. Terlihat juga sepeda motor mereka masuk ke dalam warnet. Kelompok geng motor XTC juga pernah melempari kaca di pos jaga Mapolresta Pekanbaru.
Tindakan dari Klewang yang merupakan pentolan geng motor Pekanbaru, Riau, tidak sebatas aksi kekerasan. Geng motor yang anggotanya mayoritas remaja putra dan putri itu, kerap mereka paksa untuk berhubungan seks bebas.
Kepada wartawan, tersangka yang wajahnya ditutup selubung membeberkan soal hubungan seks bebas di antara sesama geng motor. Geng motor cewek yang dikenal dengan sebutan SINCAN, sering “dipakai” Klewang.
“Kalau tak mau diajak hubungan, Klewang akan menampar cewek-cewek itu. Akhirnya cewek geng motor kapan Klewang suka harus melayani,” kata salah seorang tersangka berinisial R.
Tidak hanya Klewang saja yang melakukan hubungan seks tersebut. Masih menurut para tersangka lainnya, di kelompok mereka juga sudah terbiasa sesama geng berbuat seks bebas. “Geng kami sering melakukan seks bebas, ramai-ramai. Itu Klewang yang mengajari,” kata F tersangka lainnya.
Masih menurut para tersangka, seks bebas di kalangan mereka juga dilakukan juga bersama anak kandung Klewang bernama Bambang yang menjabat sebagai panglima.
“Ya pokoknya jabatan panglima bebas berbuat seks. Ya pokoknya gitulah, kadang lokasinya di stadion, kadang suatu tempat yang sepi,” cerita para tersangka. Bahkan perilaku seks bebas itu juga tersimpan dalam salah satu ponsel milik anggota geng motor perempuan yang ditangkap.
Anggota geng motor binaan Klewang menyadari perilakunya salah kaprah. Tapi mereka tidak bisa keluar dengan mudah, karena diancam dibunuh.
Klewang disegani dan ditakuti karena menurut mereka dia tahan bacok.
Pada 2012, geng XTC pernah bentrok dengan geng motor lain. Saat itu, Klewang tampil. Geng motor lawan mengeluarkan golok dan membacok kepala Klewang. Namun Klewang tidak terluka sedikit pun.
“Geng motor lain jadi takut, karena itu Klewang menjadi raja,” kata F.
“Geng motor lain jadi takut, karena itu Klewang menjadi raja,” kata F.
Kisah itu menyebar cepat ke seluruh geng motor. Semua geng motor akhirnya tunduk kepada Klewang. “Saya tidak memperkosa Pak, saya tidak tahan bacok,” kata Klewang dengan suara bergetar di hadapan wartawan saat ditanya soal kesaktiannya itu.
Polisi menyita laptop terkait aksi kriminal Klewang dan anggota geng motor binaannya. Di dalam laptop, ada file terkait doktrin melawan polisi. Bagi mereka, polisi tak perlu ditakuti.
Di dalam laptop tersebut terdapat video rekaman pembakaran baju polisi oleh anggota geng motor. Melalui media ini, anggota geng motor dimotivasi agar tidak takut polisi sekaligus memusuhi korps baju cokelat itu.
Klewang juga mendoktrin, sekalipun banyak kelompok geng motor, mereka tidak boleh cengeng jika tertangkap polisi. Jika tertangkap polisi, anggota geng motor tak boleh menyebutkan nama gengnya.
“Doktrinnya, kalau ditangkap polisi, harus bertahan dan tidak menyebutkan nama geng,” ungkap Kapolresta.
www.solopos.com
Comments
Post a Comment