Satelit Cyber Crime Hadir di Polda Metro Jaya


Headline
Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna - (Foto: inilah.com)


 Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna telah meresmikan satelit cyber crime Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Kepolisian Australia. Bahkan rencananya satelit tersebut akan dibangun di lima wilayah kepolisian daerah yang ada di Indonesia.
Kerjasama yang dilakukan ini bukanlah pertama kalinya dengan Australia. "Kita sudah bangun sejak tahun 2010, di Mabes Polri juga ada satu satelit," kata Nanan, Senin (29/4/2013).

Menurutnya satelit seperti ini akan dibangun di beberapa Polda yang ada di Indonesia mengingat perkembangan dunia semakin maju yakni menggunakan internet. Bahkan, kejahatan juga meningkat melalui dunia maya sehingga perlu adanya satelit tersebut.

"Kami harapkan satelit ini bisa ungkap kasus-kasus cyber, pengadaan satelit cyber crime di Polda Metro merupakan kerjasama police to police untuk menangani trans nasional, khusus kasus cyber crime," pungkasnya.

Sementara Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Sutarman mengatakan melalui Cyber Crime Investigations Satellite yang merupakan kerjasama dengan Kepolisian Australia, Polri bisa dengan mudah mengungkap jaringan terorisme. "Ya ini akan berhubungan dengan kejahatan dunia maya untuk pengungkapannya," ujarnya.

Sutarman mengatakan belakangan ini para anggota jaringan teroris selalu berkomunikasi melalui berbagai jaringan, baik melalui email, telpon hingga pesan singkat (SMS). "Kami ungkap kasus jaringan bom juga melalui satelit dimana mendeteksi dan melacak pelaku melalui email, HP dan SMS," ungkap Sutarman.

Di samping itu, lanjutnya, fungsi satelit ini juga untuk melacak keberadaan para hacker yang merusak situs-situs bekerjasama dengan Kepolisian Australia. "Hacker ini cukup berbahaya, website kepresidenan aja bisa dihack, bagaimana kalau server perbankan yang dihack gitu. Bisa kacau perekonomian kita," pungkas Sutarman. (www.metropolitan.inilah.com)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)