Teknologi Usang Pita Magnetik ATM Rentan Kejahatan



CISSReC
Ilustrasi

Kejahatan yang melibatkan mesin ATM masih kerap terjadi. Dan, tak jarang akibat ulah kejahatan ini bisa merugikan hingga ratusan juta. Karena prasarana yang kurang aman, Indonesia disebut masih menjadi lokasi favorit kejahatan siber.
Beberapa indikasi mengapa prasarana perbankan kurang aman menurut Pratama Persadha, Chairman CISSReC (Communication and Information System Security Research Center), lebih dari 80 persen mesin ATM di Indonesia masih menggunakan Windows XP, padahal Microsoft sudah menghentikan dukungan keamanannya.
Selain itu, teknologi kartu magnetik sekarang ini banyak digunakan pada kartu ATM nasabah merupakan teknologi lama. Pita magnetik tidak dilengkapi dengan enkripsi sehingga dapat dibaca oleh semua alat pembaca pita magnetik. Bahayanya, alat pembaca dan peng-copy data pada pita magnetik sudah banyak beredar yang dikenal dengan skimmer.
"Sebenarnya ada yang lebih aman dari pita magnetic, yaitu teknologi chip. Chip di dalam kartu tersebut dapat berfungsi sebagai memori, mikroprosesor, atau bahkan keduanya. Cara kerja kartu chip dapat melalui kontak langsung dengan cara ditancapkan. Ada pula jenis kartu chip yang cukup diakses dengan ditempelkan dari jarak dekat pada mesin pembacanya. Akses semacam ini menggunakan teknologi RFID (radio frequency identification). Kartu chip relatif lebih aman dibandingkan kartu magnetik karena memiliki kemampuan processing sendiri. Karena itulah kartu ini menjadi lebih sulit untuk digandakan," katanya dalam keterang kepada Okezone, Senin (19/12/2016).
Teknologi chip merupakan teknologi terkini dalam upaya meningkatkan keamanan transaksi pembayaran menggunakan kartu. Dibandingkan pita magnetik, chip memiliki tingkat pengamanan yang jauh lebih tinggi. Teknologi ini memungkinkan kartu memiliki enkripsi yang melindungi kerahasiaan data sehingga kartu tidak dapat dipalsukan.
Meski begitu, eksploitasi celah kelemahan pada kartu chip sudah banyak terjadi. Contohnya seperti penggandaan chip dan scanner jarak jauh untuk kartu yang berbasis RFID. Untuk mengatasi celah tersebut, beberapa layanan mulai membuat kombinasi sistem keamanan ganda, tidak hanya menggunakan PIN, tetapi juga berbasis biometrik seperti sidik jari dan retina.
Guna mempersulit upaya pemalsuan kartu ATM, selain memanfaatkan Card Verification Value (CVV) dan memasang kamera pengawas di lokasi mesin ATM, pihak perbankan juga bisa mengamankan mesin ATM dengan teknologi enkripsi.

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)