Lima Pandangan Miring Terhadap Penelitian Kualitatif

 


Oleh: Danang Eka Sandi
Kuantitatif atau kualitatif adalah sebuah pendekatan yang bisa anda lakukan ketika meneliti sebuah fenomena. Sampai saat ini kedua pendekatan tersebut tetap digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian untuk menghasilkan sebuah temuan. Keduanya sifatnya saling melengkapi. Sayangnya, terkadang terdapat fanatisme aliran yang menimbulkan kontradiksi yang tiada akhir. Bagi yang beraliran kuantitatif akan memandang bahwa pendekatan kualitatif tidaklah sesuai dengan metode ilmiah, sedangkan bagi pengikut aliran kualitatif berpendapat bahwa aliran kuantitatif terlalu memaksakan sebuah fenomena karena membatasi fenomena yang ada dengan aturan yang ketat. Aliran kualitatif yang juga disebut aliran alternatif seringkali mendapat pndangan miring karena lahir sebagai alternatif bagi mereka yang kurang sepaham dengan aliran kuantitatif. Berikut pandangan miring tersebut.
1. Kurang  Memenuhi Metode Ilmiah
Penelitian kualitatif dianggap sebagai penelitian yang kurang memenuhi metode ilmiah. Seperti tidak adanya uji hipotesis, pengukuran yang tidak menggunakan alat ukur yang dapat dihitung dan tidak adanya patokan yang jelas terhadap analisis data.   Analisis data yang berdasarkan pada permasalahan dari fenomena yang ada dipandang oleh aliran kuanitatif sebagai penelitian yang kurang ilmiah. Di sampng itu, tidak adanya alat statistik yang telah diakui kebenarannya sebagai alat ukur ilmiah semakin mempertajam stigma bahwa peneitian kualitatif tidak berdasar pada metode ilmiah.


2. Kualitatif Berarti Deskriptif
Bagi mereka yang kurang memahami penelitian kualitatif, mereka menganggap bahwa penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah, karena banyak hasil dari penelitian kualitattif yang hanya bersifat deskriptif sehingga semakin mempertegas pandangan tersebut. Padahal begitu banyak jenis penelitian kualitatif yang tidak bersifat deskriptif namun penjelasan mendalam dari sebuah fenomena. Bahkan hanya dari penelitian kualitatif pengembangan teori atau teori baru bisa muncul. Misalnya penelitian dengan pendekatan grounded theory yang memang bertujuan untuk membangun sebuah teori. Maka sebenarnya pandangan bahwa penelitian kualitatif hanya bersifat deskriptif tidaklah benar.

3. Kualitatif Terlalu Subyektif
Hasil dari penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh peneliti. Penggalian pengumpulan dan analisis data harus dilakukan oleh peneliti sendiri. Jika tidak, maka hasilnya tidak akan mendalam. Peneliti juga bertindak sebagai alat untuk mengukur kredibilitas data.  Teknik-teknik untuk mengukur kredibiilitas data dianggap sangat subyektif. Agar data-data tersebut dapat dipercaya, biasanya peneliti akan melakukan teknik tertentu. Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan peneliti yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triagulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, analisis kasus negatif dan pengecekan anggota. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh peneliti sendiri sehingga dianggap sangat subyektif. Sedangkan pada penelitian kuantitatif ada validitas internal yang diukur melalui alat statistik.

4. Kualitatif Hanya Bersifat Kumpulan Cerita
Banyak yang beranggapan bahwa penelitian kualitatif hanyalah sebatas kumpulan cerita dari informan. Penggalian data melalui wawancara menunjukkan bahwa penelitian kualitatif dianggap sebagai rangkuman dari pendapat orang yang dijadikan satu. Hasil dari penelitian kualitatif yang rata-rata relatif tebal semakin memeprkuat prasangka mereka bahwa penelitian kualitatif hanya sebagai penelitian yang berisi kumpulan cerita dari informan. Di samping itu, adanya analisis data dalam penelitian kualitatif seperti reduksi, penyajian dan verifikasi data versi Miles and Huberman atau analisis domain, taksonomi, komponensial dan tema kultural model Spradley masih dianggap sebagai analisis dengan muatan subyektifitas yang tinggi sehingga masih dipandang bukan sebuah teknik analisis. Analisis coding dalam grounded theory yang prosedurnya sangat ketat pun masih dipandang sebagai teknik analisis yang kurang ilmiah oleh pengikut dalam aliran kuantitatif. Hasil dari penelitian kualitatif masih dianggap sebagai semacam laporan dari sebuah kegiatan, bukan dipandang sebagai hasil karya ilmiah.

5. Hasil Penelitian Kualitatif Tak Bisa Digeneralisir
Bagi penganut aliran kuantitatif, hasil sebuah pelitian adalah jika penelitian tersebut bisa digeneralisir. Adanya teknik sampling dalam penelitian kuantitatif dianggap sebagai satu cara untuk mengambil sampel dan menggeneralisir hasilnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, hasil dari penelitian adalah berupa penjelasan dari sebuah fenomena secara mendalam dan tidak bisa digeneralisir untuk fenomena yang lain meskipun mempunyai kesamaan fenomena. Kalaupun mau digeneralisir, bukanlah generalisasi dari data melainkan generalisasi teori. Hal tersebut berlaku untuk penelitian kualitatif dengan pendekatan grunded theory. Hasil dari penelitian gronded theory bisa digeneralisasi teori sehingga sangat dimunginkan hasil rumusan padagorunded theory akan berlaku pada fenomena yang hampir serupa. Misalnya hasil dari studi grounded theory tentang kelompok belajar mahasiswa bisa berlaku juga untuk mengkaji kelompok usaha kecil. Bagi penganut aliran kuantitatif, apapun jenis penelitian kualitatif akan dianggap sebagai penelitian yang tidak bisa menggeneralisir data sehingga mereka masih menganggapnya sebagai penelitian yang kurang ilmiah.

Penjelasan di atas paling tidak dapat memperkaya wawasan anda dalam memandang sebuah karya ilmiah agar tidak terjebak pada fanatisme aliran yang menganggap bahwa hanya aliran kuantitatif lah yang paling benar. (http://bdksurabaya.kemenag.go.id/)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian