Waspadai Serangan Penyakit tidak Menular
Perubahan gaya hidup dan tekanan kehidupan
yang semakin sesak menjadikan banyak orang semakin rentan terhadap berbagai
penyakit tidak menular yang cenderung mematikan. Orang tampak demikian gampang
terserang stroke dan jantung.
===============
Seorang kenalan,
sekitar dua tahun lagi memasuki masa pensiun. Secara karir dan materi (harta)
dapat dikatakan lumayan sukses, tiada kekurangan suatu apa. Bahkan, hampir
semua yang diinginkan sejak muda telah tercapai. Namun ada satu hal yang
membuatnya sedikit mengganjal di benak: dia tidak setuju pada pilihan calon
isteri anak sulungnya. Pikirannya terus terbebani oleh persoalan anak sulungnya
yang ngotot ingin menikah. Sampai suatu hari dia jatuh sakit, kaki dan tangan
kanan lumpuh.
Tidak hanya
sampai di situ, setelah mendapat perawatan rupanya dia tidak bisa lagi
berbicara. Kenalan ini rupanya terkena serangan stroke. Dan, kini, dia terus
berikhtiar mencari klinik pengobatan atau siapa saja yang sekiranya mampu mengembalikan
kesehatannya. Dari pengobatan medis sampai terapi alternatif.
Stroke kini
banyak menghantui mereka yang banyak mengalami tekanan hidup. Bahkan, tidak
sedikit serangan stroke membawa kematian. Di antara penyakit tidak
menular (PTM), menurut dokter dari Divisi
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, dr. Dhanasari Vidiawati Trisna S, Msc, stroke menjadi pembunuh nomor satu masyarakat
Indonesia di tahun 2015 lalu. "Data di 2015 menunjukkan, stroke
menduduki peringkat pertama penyebab kematian, diikuti serangan jantung dan
kanker. Kita lihat, penyakit-penyakit ini tergolong tidak menular," kata Dhanasari di Jakarta, belum lama ini.
Sejumlah faktor risiko seperti hipertesi, diabetes melitus,
hiperkolesterol, obesitas, merokok dan kurang berolah-raga menjadi sederet pendukung angka kejadian stroke di masyarakat
saat ini. Melihat ini, lanjut Dhanasari,
sudah seharusnya masyarakat menerapkan pola perilaku hidup sehat, mulai dari
rutin mengkonsumsi sayuran dan buah 400 gram per hari, mengatur asupan garam 5
mg per hari, aktif bergerak minimal 30 menit per hari, hingga menghentikan
kebiasaan merokok.
"Kami anjurkan perokok berhenti merokok. Mulai bergerak
30 menit per hari, mengajurkan konsumsi sayur dan buah 400 gram per hari,
mereduksi garam menjadi 5mg per hari. Kemudian, kalau sudah tahu punya
hipertensi, harus rutin meminum obatnya setiap hari," tutur Dhana.
Kembali ke cerita
di awal tulisan ini, bagaimana kalau sudah sakit, terapi macam apa yang dapat
dilakukan? Terapi stroke dapat ditempuh dengan 2 cara, pertama terapi stroke melalui medis yang merupakan terapi
penyembuhan yang dilakukan di puskesmas, rumah sakit maupun pelayanan kesehatan
lainnya dengan menggunakan terapi tertentu dan ditunjang dengan obat-obatan
kimia. Cara kedua adalah
terapi stroke non-medis yang biasa disebut Terapi Stroke
Holistik dengan Methode Terapi fisik dan Psikologi yang merupakan terapi
penyembuhan stroke dengan menelaah terlebih dulu kondisi pasien secara
keseluruhan.
Dalam terapi pengobatan Stroke Holistik dengan Methode
Terapi Fiisik dan Psikologi,
demikian dilansir http://rumahterapikhalifa.com,
pasien stroke akan mendapat pengobatan melalui terapi fisik, treatment
dan terapi psikologis sebagai
salah satu sarana untuk memberikan support
dan motivasi kepada pasien untuk senantiasa sabar dan memiliki semangat yang
kuat melawan penyakit.Untuk menunjang kesembuhan pasien, terapi stroke tersebut juga dipadukan
dengan terapi herbal, akupuntur, bekam, terapi seft, totok syaraf dan hipnoterapi. Kondisi pasien memang tidak
bisa dipukul rata.
Sebuah catatatan penting bahwa jenis perawatan ini hanya
cocok untuk pemulihan pasca stroke. Dengan kata
lain, untuk menghindari
kondisi gawat darurat yang biasa menghinggapi pasien stroke sang pasien ketika
awal terkena serangan haruslah dirujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas layanan lebih lengkap. Terapi pemulihan ini akan efektif untuk pemulihan
ke kondisi normal sebelum terjadinya
serangan stroke. Tidak hanya pengobatan ekstern yang
dibutuhkan pasien akan tetapi terapi psikologis yang merupakan terapi intern
dan paduan terapi lain juga turut memberikan andil bagi kesembuhan pasien.
Semangat untuk sembuh. (BN)
Boks:
Mengenal Penyembuhan Holistik
Penyembuhan holistik merupakan suatu istilah yang tidak
asing bagi kita semua, tetapi pada saat yang sama mungkin tidak setiap kita
memahami dengan baik apakah yang dimaksudkan dengan hal ini. Celakanya lagi, penyembuhan holistik
terkadang diasosiasikan dengan penyembuhan ala paranormal, tidak lain karena
banyak sekali paranormal yang berpraktik dan menamakan layanannya dengan label ”penyembuhan holistik”.
Kata holistik atau “holistic”
berasal dari kata “whole” yang
bermakna menyeluruh. Dalam konteks penyembuhan, manusia dianggap sebagai suatu sistem yang lengkap, tidak hanya
tubuh fisik, tetapi juga ada eksistensi entitas lainnya, mulai dari mental,
emosional, bahkan spiritual, tergantung dari sistem pemodelan yang dianut.
Pemahaman holistik dalam konteks penyembuhan atau kesehatan,
bermakna bahwa seluruh entitas yang menyusun eksistensi manusia akan saling
mempengaruhi antara satu dan lainnya. Contoh yang paling sederhana, saat seseorang mengalami tekanan psikologis, tidak jarang beberapa
saat kemudian akan memunculkan penyakit fisik atau dikenal sebagai penyakit psikosomatis. Artinya, dalam tataran paling sederhana, terdapat
relasi antara psikologis dan fisik.
Kedokteran konvensional merupakan pengetahuan yang berurusan
dengan salah satu entitas yang menyusun eksistensi manusia, dalam hal ini
adalah tubuh fisik. Dari sudut pandang penyembuhan holistik, kedokteran
konvensional merupakan bagian dari penyembuhan holistik itu sendiri.
Salah satu bentuk penyembuhan kuno yang mengusung konsep
holistik adalah Ayurveda, yang berakar dari tradisi India kuno. Ketika
seseorang mengalami sakit tertentu, maka akan dilakukan berbagai pendekatan,
mulai dari pemberian herbal, memintanya untuk melakukan meditasi, berdoa, dan
juga menyerap prana dari alam semesta. Kerangka dasar dari Ayurveda adalah
menyeimbangkan 5 unsur dasar yang mempengaruhi manusia: tanah, air, udara, api,
dan eter.
Pada saat ini banyak diketemukan berbagai teknik penyembuhan
komplementer. Dianggap komplementer karena tidak termasuk dalam ranah kedokteran
konvensional, tapi dianggap dapat membantu proses penyembuhan (tidak
berlawanan). Contoh dari teknik penyembuhan komplementer adalah herbal,
akunpunktur, hipnoterapi, dan berbagai teknik subtle-energy (pranic healing,
reiki, dan chikung). Karena itu teknik penyembuhan
komplementer bukan penyembuhan holistik itu sendiri, melainkan bagian dari
metode penyembuhan holistik.
Misalkan dalam
konsep penyembuhan ”subtle energy”, seorang penderita kanker disarankan untuk
tidak memelihara rasa benci & dendam kepada orang lain, dan juga putus asa.
Apa hubungannya? Karena emosi-emosi tersebut akan membuat munculnya ”aura”
berwarna merah kotor yang merupakan lingkungan terbaik dari penyakit kanker
yang ada. Tentu hal ini tidak secara langsung berlaku rumusan berkebalikan
begitu saja, yaitu jika seseorang yang cenderung memelihara rasa benci, dendam,
dan putus asa, akan berpotensi terkena penyakit kanker. Bukan sama sekali, karena sampai hari ini
tidak ada yang dapat memastikan apa sebenarnya penyebab dari penyakit kanker
ini.
Dalam terapi holistik, pendekatan dengan konsultasi
merupakan alat yang sangat penting. Konsultasi dapat bermanfaat untuk mengenal kisah di balik gejala penyakit
yang dialami oleh pasien. Beberapa pertanyaan di antaranya: mengapa pasien memutuskan berkonsultasi, asalah apa yang dirasakan oleh
pasien, apakah rasa takut
pasien menjadi penyebab
masalah, dan apa yang pasien
harapkan setelah berkonsultasi.
Dengan menggunakan pertanyaan yang tepat, pendekatan yang dilakukan lebih holistik.
Terapi holistik mengharuskan seorang penyembuh mempunyai kemampuan mendengar
dan berkomunikasi dengan baik sehingga benar-benar mengetahui kondisi pasien secara lebih utuh. Oleh karena itu
pula, pasien pun harus bersikap kooperatif. Dengan kata lain terapi holistik membutuhkan
interaksi yang benar-benar jujur. (*)
Comments
Post a Comment