Flu Burung Masuk Jakarta




Sepertinya terulang dan terus terulang. Kasus flu burung muncul-tenggelam dari wilayah ke wilayah. Ibukota Jakarta yang sudah melarang warganya memelihara unggas pun tak lepas dari wabah flu burung.
=================

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pemusnahan unggas di RT 14 RW 04 Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, menyusul adanya temuan kasus flu burung (H5N1) di kawasan itu. Hingga awal pekan ketiga Maret 2016, ada 20 unggas yang sudah dibasmi petugas terkait.

Kepala Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta, Darjamuni, mengungkapkan, berdasarkan tes laboratorium, unggas di Cilandak dinyatakan positif flu burung. Pihaknya langsung melakukan sejumlah langkah penanganan terhadap unggas dan manusia yang berpotensi terinfeksi flu burung, seperti depopulisasi, sweeping, bio-security, dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI.

“Kami melakukan sweeping dan penertiban-penertiban penampungan unggas yang ada di Jakarta,” ujar Darjamuni, Senin (21/3). Pihaknya bekerjasama dengan lurah, camat, Satpol PP, guna meningkatkan sweeping di daerah masing-masing, sebagai salah satu bentuk implementasi Perda No.4/2007, tentang Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran Unggas.

“Kami akan bekerja sama, melakukan sweeping terhadap masyarakat yang masih memelihara unggas di permukiman. Kami bersihkan,” tegasnya. Darjamuni mengklaim selama ini sudah sering melakukan penertiban, namun tidak maksimal lantaran sering terkendala permintaan ganti rugi dari masyarakat yang di-sweeping. Padahal, Gubernur DKI Jakarta menegaskan tidak akan ada ganti rugi dan tidak boleh ada lagi unggas di pemukiman.

Apabila peternakan unggas terpisah-pisah tidak dalam satu lokasi penampungan, dan bahkan di pemukiman, maka potensi penyebaran virus H5N1 semakin cepat. Darjamuni meminta warga masyarakat segera melaporkan apabila menemukan kasus-kasus mencurigakan, mengingat keterbatasan SDM.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta pengawasan terhadap warga yang memelihara unggas agar ditingkatkan. ”Satpol PP di kecamatan agar dicek diwilayah,sanksinya jelas agar langsung ditertibkan tanpa ganti rugi sesuai peraturan,” ujar mantan Bupati Belitung Timur yang akrab disap Ahok, Senin (21/3).

Dari instansi terkait di Jakarta Selatan dikabarkan sejauh ini sudah puluhan ekor unggas dimusnahkan. "Sampai sejauh ini kami sudah memusnahkan 10 itik dan 10 ayam kampung peliharaan warga setempat," ujar anggota Unit Reaksi Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (URCPHMS) Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (Sudin KPKP) Jakarta Selatan, Dwi Ari, seperti dilansir Republika.co.id, Ahad (20/3).

Dia menuturkan, setiap ada temuan unggas terpapar flu burung di satu lokasi, maka unggas-unggas lain yang berada dalam radius 200 meter harus dimusnahkan buat mencegah menyebarnya wabah tersebut. Langkah itu sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP) yang diterapkan instansinya dalam bekerja.

Menurut Ari, Camat Cilandak juga telah menginstruksikan warga di RT 14/04 Cilandak Barat untuk memusnahkan unggas milik mereka secara swadaya hingga Rabu (23/3). "Jika sampai hari yang telah ditentukan masih ada unggas yang berkeliaran di sekitar permukiman warga, maka kami akan terjun langsung melakukan sweeping dan memusnahkan unggas-unggas tersebut," kata Ari.

Ari menjelaskan, aturan yang berlaku di Jakarta sebenarnya melarang warga untuk memelihara unggas pangan (seperti ayam dan itik) di daerah permukiman penduduk. Apalagi, membiarkan hewan-hewan tersebut berkeliaran secara bebas. Tindakan semacam itu jelas tidak diperbolehkan. "Larangan itu sudah ditegaskan dalam Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta No 4 Tahun 2007," ucap Ari.

Saat dilakukan pemusnahan unggas agar warga tidak mendekati lokasinya. Pasalnya, sewaktu pemusnahan banyak warga khususnya anak yang mendekat ke lokasi pemusnahannya. “Lokasi rumah pemotongan hewan (RPH) khususnya unggas juga dilakukan pembatasan, untuk mempermudah pengawasan dan menghindarkan adanya penyebaran kasus,” ujar Kepala Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta, Darjamuni.

Ahok juga meminta agar suplai daging untuk DKI Jakarta sudah menggunakan daging beku. Namun bagi masyarakat yang ingin beli ayam hidup agar disediakan lokasinya di RPH. Dengan begitu, menurutnya, secara bertahap seluruh lokasi rumah pemotongan hewan yang masih ada di pemukiman bisa dihapuskan.

Sementara itu Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI meminta warga masyarakat waspada dalam waktu kurang lebih 14 hari. "Kami masih awasi itu. Jadi masyarakat yang di sekitar radius 25 meter harus waspada," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi di Jakarta, Senin (21/3).

Koesmedi mengatakan, Dinkes akan menyiagakan tenaga medis di lokasi paparan flu burung tersebut. Biasanya, dia mengatakan, kalau ada masalah seperti ini Dinkes menugaskan puskemas untuk memantau ketat lokasi itu.  Dia mengatakan menyusul 85 persen penderita virus H5N1 meninggal dunia pemaparan virus itu juga harus diantisipasi dengan meminimalisasi peternakan unggas di dalam kota.  (BN)


Boks:
6 Langkah Membunuh Virus Flu Burung

Pada bulan November 2015 lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan tentang isu-isu keamanan pangan. Pernyataan ini mencakup informasi keamanan makanan menyangkut risiko penularan flu burung, sebagai berikut:

·        Virus H5N1 flu burung tidak menular ke manusia melalui makanan yang dimasak dengan benar. Virus ini sensitif terhadap panas. Suhu memasak 70 ยบ C yang mengenai semua bagian daging unggas akan membunuh virus.
·        Sampai saat ini, tidak ada bukti menunjukkan bahwa setiap orang telah terinfeksi virus H5N1 setelah mengonsumsi daging unggas yang dimasak secara benar dan matang seluruhnya, meski daging tersebut sudah terinfeksi sebelumnya.
·        Kebanyakan strain virus flu burung hanya ditemukan di saluran pernafasan dan pencernaan unggas yang terinfeksi, tidak di dalam daging. Namun, hasil studi yang sudah ada menunjukkan bahwa virus yang sangat patogen, termasuk virus H5N1, menyebar ke hampir seluruh bagian burung yang terinfeksi, termasuk daging. Untuk alasan ini, penanganan unggas dan produk unggas selama persiapan makanan dan cara memasak yang tepat sangat penting di daerah yang mengalami wabah flu burung H5N1 pada unggas.
·        Konsumen di daerah wabah perlu menyadari risiko kontaminasi silang antara unggas mentah dan makanan lain yang tidak dimasak sebelum dikonsumsi. Cairan dari tubuh unggas atau unggas mentah seharusnya tidak diperbolehkan disentuh langsung selama persiapan memasak atau dicampur dengan item makananan lain. Setelah mengolah dan memasak unggas mentah atau produk unggas mentah, Anda harus mencuci tangan mereka secara menyeluruh dan bersih demgan disinfeksi. Atau dengan sabun dan air panas.
·        Virus H5N1 dapat bertahan selama minimal satu bulan pada suhu rendah. Untuk alasan ini, pembekuan dan pendinginan makanan, tidak akan secara substansial mengurangi konsentrasi virus dalam daging yang terkontaminasi dan tidak dapat membunuh virus.
·        Di negara-negara dengan wabah flu burung, telur mungkin berisi virus, baik dari bagian luar atau cangkangmaupun dalam. Telur dari daerah dengan wabah sebaiknya tidak dikonsumsi mentah atau setengah matang. (*)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)