Sikat Gigi Bekas Buat Deteksi Banjir



Tak semua barang bekas benar-benar tidak bisa dipakai lagi. Sikat gigi bekas yang banyak teronggok di bak sampah hotel pun jadi bermanfaat di tangan mereka yang kreatif dan inovatif.
===========


Musim hujan telah tiba. Warga, terutama yang tinggal di bantaran kali, harus ekstra waspada menghadapi banjir yang kerap datang tanpa permisi. Memang, banjir bakal datang tatakala permukaan air sungai menunjukkan gelagat naik. Kadang kenaikan muka air itu tidak sedikit demi sekidit. Salah antisipasi sedikit saja, harta benda bisa hanyut dibawa air bah.

Guna membantu warga agar mewaspadai banjir yang akan rajin menyambangi warga bantaran kali, siswa SMKN 1 Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengembangkan sebuah kreasi-inovasi. Mereka membuat alat pendeteksi banjir dari limbah atau sampah, antara lain sikat gigi bekas, aluminium foil, styrofoam, dan botol kemasan air.

"Di tempat kami ini kan sering terjadi banjir. Datangnya tiba-tiba sehingga warga tidak sempat mengamankan barang-barangnya. Lalu saya membuat inovasi, kalau air sungai naik, sebuah alat akan menyala, dan alarm berbunyi sehingga kami bisa bersiap-siap untuk mengungsi," kata penemu alat tersebut, Angeliano (19), siswa kelas XII jurusan Mekanisasi Pertanian SMKN 1 Bawen, Kamis (12/11).

Perangkatnya sederhana saja, yakni detektor banjir yang terdiri dari kotak pelampung, botol pelampung, kabel-kabel penghubung, baterai, speaker aktif, dan lampu.

Kotak pelampung berbentuk segitiga. Dua sisinya berbentuk sangkar, yang terbuat dari rangkaian sikat gigi bekas. Satu sisi lainnya, termasuk alas dan atap kotak pelampungnya, terbuat dari papan bekas pula.

Di dalam kotak pelampung terdapat sebuah botol yang tutupnya diberi lapisan aluminium foil yang membungkus styrofoam. Tatkala permukaan air naik, botol pelampung juga akan naik dan menyentuh atap pelampung yang sudah diberi lapisan aluminium foil yang berfungsi sebagai kutub-kutub penghubung ke lampu dan speaker aktif.

"Cover pelampungnya sengaja didesain dengan bentuk sangkar segitiga yang terbuat dari sikat gigi bekas untuk mengurangi tekanan air. Memperoleh sikat gigi di sini cukup mudah karena banyak hotel. Dibutuhkan sekitar 41 sikat gigi bekas untuk cover pelampung ini," ujar Dandi Prafiadi, teman satu tim Angeliano.

Syai'in, salah satu guru pembimbing di kelas Mekanikal Pertanian, mengatakan, alat pendeteksi banjir yang dibuat oleh anak didiknya sengaja memanfaatkan limbah yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar untuk menekan biaya.

Dia menambahkan, kendati masih purwarupa, alat pendeteksi banjir sederhana itu sudah bisa digunakan untuk skala rumah tangga. Jika akan digunakan untuk skala yang besar, maka ukuran ataupun bahan-bahannya harus diganti dengan yang lebih besar dan lebih kuat.

"Alat ini bisa digunakan secara komunal dengan sedikit modifikasi. Misalnya, detektor suara bisa dihubungkan ke pengeras suara masjid atau mushala sehingga lebih luas jangkauannya," kata Syai'in.

Penemuan ini sangat cocok untuk Indonesia yang mulai memasuki musim penghujan.  (*)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)