Narkoba, 'Otak' Berbagai Kejahatan

(ilustrasi)
Oleh: Pendi Haryono
Narkoba dicurigai memicu berbagai tindak kejahatan jalanan. Dalam berbagai kasus, pecandu narkoba nekad melakukan apa saja agar mendapatkan uang untuk membeli barang haram itu.
Seorang pecandu merasa tersiksa bila tubuh mulai butuh asupan narkoba, sedangkan uang tak ada. Dalam kondisi itu, korban narkoba bagai kehilangan akal sehat untuk sesegera mungkin dapat memenuhi kebutuhan narkoba yang harganya tak murah. Masuk akal bila pecandu narkoba bisa menguras harta keluarga dan memicu kejahatan yang membahayakan orang lain.
Banyak kalangan orangtua dan masyarakat resah karena ulah generasi pecandu narkoba. Anak bisa kehilangan akal sehat mengancam orangtua meminta uang untuk membeli barang haram itu. Kalau tak mengancam terang-terangan, sekurang-kurangnya mencuri di rumah sendiri. Kalau barang-barang di rumah tak ada lagi yang bisa digadaikan, sasarannya barang-barang milik orang lain.
Karena itulah, tak berlebihan bila ada yang menyebutkan, narkoba merupakan kejahatan yang sangat serius dan mematikan, serta dapat membunuh karakter generasi muda.
Menurut analisis kesehatan, narkoba merupakan psikotropika dan zat adikitif yang dapat merusak sistem syaraf motorik otak manusia. Di samping itu juga merusak organ-organ vital lainnya seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, mata dan lain-lain. Dengan daya rusak luar biasa, narkoba tak hanya membunuh karakter generasi namun mengancam nyawa.
Dari aspek sosial dan ekonomi, narkoba berdampak terhadap timbulnya berbagai kejahatan, dimulai dari melakukan pencurian di lingkungan keluarga hingga aksi kejahatan terhadap masyarakat. Sedangkan dari segi sosial, keberadaan korban narkoba akan dikucilkan karena dianggap menjadi sumber ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sindikat narkoba cukup besar. Jaringannya terselubung dan mendunia. Narkoba kejahatan terorganisir yang melibatkan pemodal, penjual dan kurir. Aksi jaringan ini tersusun sangat rapi dengan menerapkan rantai terputus. Satu jaringan dengan jaringan lainnya tak melakukan transaksi langsung dan tertutup, sehingga jarang sekali bandar besarnya tertangkap pemodal, kalaupun ada yang tertangkap biasanya hanya pengecer. Apalagi, bandar tak selalu memakai narkoba, kecuali para pengecer yang biasanya direkrut dari masyarakat kalangan pemakai kelas rendah.
Bagaimana narkoba bekerja merusak saraf sehingga seseorang kehilangan kendali gampang melakukan tindakan kriminal? Hal ini terjadi karena narkoba bisa merusak kesehatan manusia baik secara fisik, emosi, maupun perilaku pemakainya.
Dampak narkoba terhadap fisik, antara lain berat badan akan turun secara drastis, mata cekung, wajah pucat, bibir kehitaman, buang air besar dan kecil kurang serta sering sembelit atau sakit perut tanpa alasan jelas.
Pemakai narkoba juga akan mengalami perubahan emosi antara lain, sangat sensitif dan mudah bosan. Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang. Emosinya tak stabil dan cenderung kehilangan nafsu makan.
Sedangkan dampak pada perilaku, pemakai narkoba akan menunjukkan perilaku negatif antara lain malas,  sering melupakan tanggung jawab, jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya, menunjukkan sikap tak peduli, menjauh dari keluarga  dan mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan.
Menurut sebuah sumber, berdasarkan fungsinya obat psikotropika dibedakan menjadi tiga yaitu obat stimulan, obat depresan, dan obat halusinogen.
Obat stimulan (obat perangsang) adalah obat yang merangsang sistem saraf sehingga orang merasakan lebih percaya diri dan selalu waspada. Contoh obat ini adalah kafein nikotin dan kokain. Obat depresan (obat penenang) adalah obat yang dapat menekan sistem saraf sehingga pemakainya merasa ngantuk dan tingkat kesadarannya turun.
Obat halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran pemakainya. Dampak buruk dari penggunaan zat psikotropika tersebut  dapat menyebabkan rasa sakit dan membuat sensasi sehingga pemakainya merasa senang karena tak terganggu masalah yang dihadapinya. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
Seseorang yang kecanduan, harus terus mengonsumsi narkoba. Kalau tidak, korban akan gelisah dan merasa tak nyaman. Untuk mendapatkan barang haram yang dibutuhkannya bukan murah. Karena itu demi memenuhi kebutuhan narkoba seorang pecandu rela melakukan apa saja, termasuk mencuri, merampok, bahkan menjual diri kepada pria hidung belang. Hindarilah!
* Januari 2014
* Penulis aktif di berbagai kelompok diskusi masalah lingkungan dan sosial budaya. Menulis cerpen, puisi dan artikel di sejumlah media massa.

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Kisah Seorang Preman Kupang (1)

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian