Makna di Balik Penjara

Oleh Ali Trigiyatno

Banyak sudah orang dipenjara untuk menebus dosa dan kesalahannya. Tapi tidak semua yang merasakan penjara itu karena bersalah.

Bisa saja orang masuk penjara karena dijebak, difitnah, atau tidak disukai penguasa. Dalam sejarah Islam, tidak sedikit tokoh Islam yang mendiami penjara karena sebab di atas.

Adalah Nabi Yusuf AS, salah seorang Rasul yang dikisahkan secara detail dalam Alqur`an, merasakan suasana penjara untuk beberapa saat bukan karena beliau berbuat salah.

Beliau tanpa ragu pernah berdoa, penjara lebih disukai baginya seperti tersurat dalam Surat  Yusuf ayat 33. Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." 

Mengapa Yusuf memilih penjara? Ayat sebelumnya mengisahkan, Wanita itu berkata, "Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan Sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) tapi dia menolak. Sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina."

Ternyata Nabi Yusuf memilih penjara daripada memenuhi rayuan istri majikannya yang cantik serta kaya raya itu. Sungguhpun banyak mengalami ujian dan penderitaan, pada akhirnya, berkat kesabaran, doa dan pertolongan Allah SWT, Yusuf diangkat menjadi pembesar negara sebagai bendahara kerajaan.

Inilah buah dari ketaqwaan dan kesabaran seperti tersurat dalam Yusuf ayat 90. Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik."

Jika kita renungkan, penjara yang pada umumnya sebagai tempat penyiksaan bisa berubah menjadi tempat pembinaan sekaligus perbaikan diri.

Tentu jika para penghuninya mau melakukan sejumlah hal. Pertama, menyesali dan bertaubat akan dosa dan kesalahan yang telah ia perbuat, jika ia masuk penjara karena berbuat salah atau kriminal.

Kedua, memperbanyak ibadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama untuk menutupi dosa dan kesalahannya.

Ketiga, mau belajar dan mempelajari kesalahan masa lalu untuk tidak lagi mengulangi setelah keluar nanti. Keempat, memanfaatkan waktu, sarana dan prasarana yang ada seperti kursus maupun berbagai pembinaan guna mempersiapkan diri selepas dari penjara untuk terjun ke tengah masyarakat.

Kelima, jika sempat menulis, tulislah apa yang perlu dan layak untuk ditulis. Tak sedikit karya besar dihasilkan penulisnya justru ketika mendekam di balik terali besi yang mengurungnya.

Keenam, selalu husnuzhan (baik sangka) kepada Allah, karena pada dasarnya manusia tidak tahu apa rahasia dan hikmah di balik kejadian yang menimpa dan ditimpakan kepada seseorang.

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)