Kartu Chip Diyakini Tekan Praktik Kejahatan Perbankan

Kartu Chip Diyakini Tekan Praktik Kejahatan Perbankan
ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sejumlah barang bukti berupa mesin EDC, buku tabungan, kartu ATM/debit, dan kartu kredit digelar saat konferensi pers di Krimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2013). Polisi berhasil membekuk komplotan perampok nasabah yang berjumlah lima orang dan mengamankan sejumlah barang bukti. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

 Pengunaan kartu chip dalam kartu debit dan kartu kredit diyakini akan mengurangi praktek duplikasi yang terjadi selama ini dalam penipuan kejahatan perbankan.

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Suwignyo Budiman, mengatakan pembobolan rekening lewat pola skimming (duplikasi data) baik dalam penerapan kerap terjadi dalam kartu yang menggunakan pita magnet.

"Mereka memasang  kamera sangat kecil di ATM, juga alat skim-nya. Tapi dengan penerapan teknologi chip pada kartu ATM mulai tahun ini, saya kira bisa mengatasi duplikasi," ujar Suwigno di Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Chief Country Officer Citibank Indonesia, Tigor M. Siahaan menambahkan, elama ini memang ada indikasi penjahat internasional berhasil membobol dana dari sejumlah nasabah melalui kartu magnetik.

Beberapa waktu lalu, sindikat penjahat internasional berhasil membobol dana senilai 45 juta dollar AS dari 400 ribu rekening nasabah kala melakukan transaksi di merchant di berbagai belahan dunia.

"Ini modusnya double swipe (gesek), jadi kartu di-swipe ulang di mesin kasir. Ini kemungkinan terjadi dalam kartu magnetik," ujarnya.

Bank Indonesia (BI) sendiri sebagai otoritas sistem pembayaran mewajibkan industri perbankan agar sudah menggunakan teknologi chip pada kartu ATM/debit per 1 Januari 2015.

Sebagaimana diketahui, saat ini kartu ATM/debit masih menggunakan teknologi magnetic yang datanya mudah diduplikasi oleh pelaku kejahatan. (www.tribunnews.com)

Comments

Popular posts from this blog

Kekerasan di Perkotaan

Temuan Riset: Kepolisian dan Pemerintah Daerah Tidak Paham Apa itu Ujaran Kebencian

Kisah Seorang Preman Kupang (1)